BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Geologi rekayasa atau Geologi
Teknik adalah penerapan ilmu geologi dalam praktik rekayasa untuk tujuan menjamin faktor-faktor geologi yang
memengaruhi lokasi, disain, konstruksi, operasi dan perawatan pekerjaan
rekayasa telah dikenali dan diperhitungkan dengan matang. Penelitian geologi
rekayasa dapat dilakukan pada waktu perencanaan, analisis dampak lingkungan, disain rekayasa sipil, rekayasa optimasi dan tahapan konstruksi proyek umum dan swasta, serta
pada tahap setelah konstruksi dan penyelidikan proyek. Penelitian geologi rekayasa dilakukan oleh
seorang ahli geologi atau ahli geologi rekayasa terdidik, tenaga profesional yang terlatih dan
memiliki kemampuan untuk mengenali dan menganalisis bahaya geologi serta kondisi geologi yang merugikan. Keseluruhan
tujuan tersebut adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda dari kerusakan
serta solusi untuk masalah-masalah geologi.
Ahli geologi rekayasa menyelidiki dan memberikan
pertimbangan, analisis, dan disain dari sudut pandang geologi dan geoteknik. Pekerjaan yang dilakukan oleh ahli geologi rekayasa
mencakup; penyelidikan bahaya geologi, geoteknik, sifat-sifat materi,
stabilitas longsoran dan lereng, erosi, banjir, kekeringan, dan seismik.
Geologi adalah ilmu (sains) yang mempelajari tentang
bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah dan proses
pembentukannya. Kata “geologi” pertama kali digunakan oleh Jean-Andre Deluc
dalam tahun 1778 dan diperkenalkan sebagai istilah yang baku oleh Horace-Benedict
de Saussure tahun 1779. Geologi adalah suatu ilmu pengetahuan Kebumian yang
mempelajari Planet Bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok ilmu
yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi,
struktur, proses-proses yang bekerja baik di dalam maupun di atas permukaan
bumi, kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini
lahir di alam semesta hingga sekarang.
Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu
pengetahuan yang komplek, mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam namun
juga merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari.
Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua,
samudra, cekungan dan rangkaian pegunungan. (Jauhari Noor, 2012) Geologi
rekayasa adalah penerapan ilmu geologi dalam praktik rekayasa untuk tujuan
menjamin faktor-faktor geologi yang memengaruhi lokasi, disain, konstruksi,
operasi dan perawatan pekerjaan rekayasa telah dikenali dan diperhitungkan
dengan matang. Penelitian geologi rekayasa dapat dilakukan pada waktu
perencanaan, analisis dampak lingkungan, disain rekayasa sipil, rekayasa
optimasi dan tahapan konstruksi proyek umum dan swasta, serta pada tahap
setelah konstruksi dan penyelidikan proyek.
Penelitian geologi rekayasa dilakukan oleh seorang
ahli geologi atau ahli geologi rekayasa terdidik, tenaga profesional yang
terlatih dan memiliki kemampuan untuk mengenali dan menganalisis bahaya geologi
serta kondisi geologi yang merugikan. Keseluruhan tujuan tersebut adalah untuk
melindungi jiwa dan harta benda dari kerusakan serta solusi untuk
masalah-masalah geologi.
Ahli geologi rekayasa menyelidiki dan memberikan
pertimbangan, analisis, dan disain dari sudut pandang geologi dan geoteknik.
Pekerjaan yang dilakukan oleh ahli geologi rekayasa mencakup; penyelidikan
bahaya geologi, geoteknik, sifat-sifat materi, stabilitas longsoran dan lereng,
erosi, banjir, kekeringan, dan seismik, dll.
1.1
RUMUSAN
MASALAH
Rumusan masalah yang terdapat di dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apa itu geologi teknik?
2.
Hal (pekerjaan) apa
saja yang dilakukan oleh seorang insinyur geologi?
3.
Hal apa saja yang harus
diperhatikan sebelum membangun sebuah bendungan?
1.2
TUJUAN
1.
Memahami apa itu
geologi teknik.
2.
Mengetahui apa saja
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang insinyur geologi teknik.
3.
Memahami hal-hal yang
diperhatikan sebelum membangun bendungan.
BAB
2
ISI
2.1 PENGERTIAN GEOLOGI TEKNIK
Meskipun
terkadang Fred Flintstone menamakan dirinya seorang ‘ahli geologi teknik’, arti
istilah ini belum sepenuhnya jelas bagi kebanyakan orang. Sebutan ‘ahli geologi
teknik’ diperuntukan bagi mereka yang bekerja dalam bidang yang berada di
antara geologi dan teknik sipil. Geologi teknik merupakan sebuah profesi yang
relatif masih baru, sekalipun dapat diketengahkan contoh-contoh dari zaman
dahulu (misalnya zaman Romawi) mengenai mereka yang pernah membangun
proyek-proyek sipil, yang jelas telah memperhitungkan dan memanfaatkan
lingkungan geologi.
Sudah sejak permunculannya selaku
ilmu pengetahuan yaitu pada akhir abad ke-18, geologi telah berhubungan dengan
teknik sipil dalam pribadi Wiliam Smith (1769-1839). Profesinya adalah ahli
ukur tanah dan insinyur sipil. Sudah sejak kanak-kanak ia mengumpulkan berbagai
fosil. Ia menyusun dan menempatkan semua fosil tersebut berdasarkan
lapisan-lapisan tempat ditemukannya, dan disamping itu ia juga banyak bekerja
di lapangan dan seringkali bepergian, maka ia merupakan orang pertama
memperoleh gambaran tentang penyebaran daerah fosil dan batuan di Negara
Inggris. Ia adalah pelopor stratigrafi (pengungkapan susunan lapisan sedimen)
dan orang pertama yang membuat peta geologi Inggris (1815). Antara lain, ia
telah membuat sebuah kanal di Sommerest dan memberi petunjuk tentang material
yang tepat untuk pembangunan gedung parlemen di London. Kedua macam aktivitas
ini, yaitu pendirian sebuah bangunan sipil dan pemilihan material konstruksi
yang tepat adalah khas bagi pekerjaan yang dewasa ini pun harus dihadapi setiap
hari oleh seorang ahli geologi teknik yang modern.
Akan tetapi dengan adanya gagasan
bahwa dalam pembangunan proyek-proyek sipil diperlukan pengetahuan tertentu
tentang geologi, barulah dalam abad ini mulai dikembangakan pendidikan bagi
para ahli geologi teknik. Bencana seperti ambruknya sebuah bendungan yang
seringkali menelan sejumlah korban jiwa (misalnya bendungan St. Francis,
Kalifornia Selatan, 1928), atau longsor tanah (misalnya bendungan de Vaiont, Italia,
1963), rupa-rupanya diperlukan untuk mengingatkan para pendiri
bangunan-bangunan sipil tentang berbagai kejutan yang dapat ditimbulkan oleh
keadaan bawah tanah. Laboratorium Mekanika Tanah di Delft didirikan tahun 1934
setelah sebuah kecelakaan kereta api yang terjadi akibat longsornya tanah pada
sebuah peninggian jalan kereta api (dekat kota Weesp, 1918). Barulah dalam
tahun enampuluhan bidang kejuruan ini dikembangkan dalam skala besar.
Serikat-serikat kerja yang pertama pun didirikan pada waktu tersebut. Dewasa
ini geologi teknik diberikan di banyak universitas dan sekolah tinggi. Sejak
tahun 1975, geologi teknik mulai diberikan di Belanda, yaitu di sekolah tinggi
Delft.
2.2 DEFINISI
SECARA UMUM
The
‘American Geological Institute’ mendefinisikan geologi teknik sebagai berikut:
“Penerapan
ilmu geologi pada praktek rekayasa dengan tujuan agar faktor-faktor geologis
yang mempengaruhi lokasi, desain, konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan
pekerjaan-pekerjaan rekayasa telah benar-benar dikenali dan disediakan dengan
cukup”
Semua bagunan sipil didirikan di
atas atau di bawah tanah dan seringkali dibangun dengan menggunakan
material-material yang diambil dari dalam tanah. Setiap tindakan yang dilakukan
selalu akan menimbulkan reaksi dari bawah tanah. Seorang ahli geologi teknik
harus dapat menentukan reaksi ini dan memahami bagaimana perilkau sebuah
bangunan (gedung, bangunan, terowongan, jalan dan sebagainya). Ia harus mampu
mengantisipasi faktor-faktor geologis yang dapat mempengaruhi letak, rencana,
konstruksi, penggunaan dan pemeliharaan bangunan-bangunan tersebut. Ia harus
dapat menerjemahkan dan menjelaskan informasi geologis.
2.3 RUANG
LINGKUP
Para
ahli geologi teknik bekerja pada konsultan, kontraktor umum dan kontraktor
khusus dalam bidang teknik sipil perushaan pertambangan, dan jawatan-jawatan
pemerintah. Pada dasarnya ia bekerja di mana saja di tempat ditemukannya
masalah pada batas antara tanah dan bangunan. Idealnya seorang insinyur geologi
berperan penting dalam tahap awal dan sebagian besar proyek sipil, yaitu dalam
penelitian lapangan. Karena seringkali, tidak disadari perlunya suatu
penelitian pendahuluan, sedangkan sebagian besar masalah pada bagunan-bangunan
sipil justru berkaitan dengan geologi atau material-material geologi, maka
sering terjadi seorang ahli geologi terlambat didatangkan pada proyek yang
bersangkutan.
Untuk meningkatkan komunikasi yang
serasi antara insinyur sipil dan insinyur geologi, seorang ahli geologi teknik
harus memiliki pengertian tentang teknik sipil dan mampu memberikan
keterangan-keterangan geologis yang dapat diterima oleh insinyur tersebut.
Dengan sendirinya penelitian atas sifat-sifat material yang dimiliki batuan dan
tanah memainkan peran yang cukup penting. Dalam bidang kejuruan ini, kita
sekarang dapat membedakan dua macam spesialis yaitu ahli geologi teknik, yang
menangani masalah bersifat teknik sipil dengan dilatarbelakangi ilmu geologi,
dan ahli geoteknik, yang lebih condong pada segi rekayasa tentang material yang
digunakan.
2.4 GEOLOGI
TEKNIK DALAM PRAKTEK
Salah
satu contoh praktek geologi teknik adalah proyek hidro-elektrik di Pirenia,
Prancis. Proyek hidro-elektrik di daerah pegunungan merupakan proyek teknik
sipil yang mencangkup banyak hal. Jalan-jalan harus dibuat, terowongan-terowongan
harus digali, dan bendungan-bendungan harus dibangun. Sejumlah besar bendungan
telah dibangun di Pirenia Prancis untuk memperoleh hidro-elektrik. Di lembah
Vicdessos (sebelah utara Andorra), air dari beberapa danau alam dan dari dua
buah waduk telah disalurkan untuk memperoleh tenaga listrik dan sebuah lembaga
lainnya dipersiapkan untuk bendungan (lembah Soulcem).
Nantinya, sebagian besar listrik
yang dihasilkan dari bendungan ini akan digunakan oleh pabrik peleburan
alumunium Pechiney, dekat kota kecil Auzat. Prinsip memperoleh listrik dengan
memanfaatkan tenaga air adalah cukup sederhana, bendungan tersebut berfungsi
sebagai reservoir. Sebuah katup pembuang menyalurkan air ke bawah melalui
sebuah terowongan atau saluran pipa. Pada bagian bawah, dalam bangunan sentral
listrik, terdapat sejumlah turbin yang tugasnya membangkitkan listrik.
Bendungan tersebut dilindungi terhadap kemungkinan luapan air oleh sebuah katup
limpah. Air dari danau Soulcem yang akan tersedia setelah bendungan selesai,
akan melewati sebuah sentral listrik sebanyak 11 kali sebelum ia mencapai
Samudra Atalantik lewat Ariege dan Garonne.
Lembah Soulcem merupakan sebuah
lembah gletser dengan bentuk U. bendungan tersebut dialokasikan dalam bagian sempit dari lembah, tidak jauh
dari ambang yang mengarah ke sebuah lembah yang terletak 300 m lebih rendah.
Batuan-dalam lembah Soulcem terdiri dari skis metamorf diselingi pegmatit dan granit. Batuan ini
termasuk dalam zona aksial dari Pirenia. Kesemuanya mengalami banyak perubahan
bentuk dan metamorfosis dalam orogenesa hersinik (pergerakan lempeng tektonis
yang sangat cepat dan meliputi wilayah yang sempit) pada akhir periode karbon.
Deformasi yang berlangsung berulangkali telah menciptakan sebuah struktur yang
kompleks dalam skis, dengan bidang-bidang skistositas yang mengarah ke berbagai
jurusan, patahan dan diaklas (bentuk patahan tanpa dislokasi).
Selain itu, skis dilintasi
dilintasi oleh sejumlah zona milonit dan patahan dari kemungkinan umur Alpina.
Glasiasi selama periode kuarter telah menciptakan lembah-lembah yang berbentuk
U dan sejumlah torehan yang telah mengendapkan material morail, yang seringkali
dikirimkan kembali oleh sungai-sungai (endapan aluvial). Seperti halnya yang
terjadi di setiap pegunungan, berlangsunglah proses pemiringan sehingga
terjadilah lereng-lereng puing.
Sebuah studi yang lengkap mengenai
topografi dan hidrologi telah mendahului pelaksanaan proyek tersebut.
Penelitian lapangan secara geologi teknik pertama-tama telah ditujukan pada
lokasi bendungan. Bagian tersempit dari lembah diteliti secara seksama.
Ternyata, dikarenakan sejumlah patahan dan diaklas, dinding “kiri” lembah
tersebut tampak agak lemah, di tempat ini pada tahun 1948 pernah terjadi
runtuhan bukit (rock fall). Runtuhan bukit ini cukup penting dalam penentuan
poros bendungan (posisi) dan dalam penetuan tipe dam. Karena runtuhan tersebut,
diputuskan bahwa bendungan tidak akan dibangun pada bagian lembah yang paling
sempit, melainkan agak keutara. Karena dinding kiri bukit terbukti lemah, diputuskan
pula untuk memilih bendungan tipe “urugan tanah dan batuan”.
Pada bagian atas bendungan yang
sekarang terdapat dua diaklas yang terbuka pada dinding kiri, di mana massa
batuan yang sangat besar dapat saja menimpa bendungan. Suatu analisis terhadap dinding ini telah
menghasilkan sebuah kesimpulan, bahwa mungkin akan terjadi sebuah runtuhan
bukit yang tidak dapat ditemukan, yang mungkin berupa tertimpanya bendungan
oleh bongkahan-bongkahan sebesar 500 – 1000 m3. Pada sebuah
terowongan eksplorasi di sepanjang diaklas dipadang beberapa alat ukur
pergeseran untuk memantau diaklas yang terbuka itu, tetapi hingga kini belum
terjadi suatu pergerakan.
Selain analisa terhadap
dinding-dinding lembah, dipelajari juga pondasi untuk bendungan. Satu yang
penting dalam hal ini adalah geometri bawah tanah, di manakah kiranya ditemukan
kandungan aluvial, atau di manakah letak batuan padat. Hal ini telah diteliti
dengan bantuan 51 pemboran inti, 26 kali pengukuran dengan penggunaan
penetrometer dan sebuah sumur percobaan.
Untuk sebuah bendungan tanah,
sebuah inti bendungan yang impermeable merupakan sesuatu yang sangat penting.
Akan tetpi di dalam lembah Soulcem ini tidak ditemukan tanah lempung. Semua
material untuk membangun bendungan harus didatangkan dari daerah sekitarnya.
Penelitian geologis telah berhasil menentukan tempat dan jumlah material yang
baik yang harus digunakan untuk pembangunan bendungan tersebut. Di sisi
reservoar, dinding bendungan diberi lapisan yang impermeabel. Selanjutnya,
bendungan terdisi dari lapisan-lapisan semipermeabel, lapisan-lapisan drainase
dan lapisan-lapisan penyaring, serta sebuah inti bendungan dan lapisan-lapisan
cor batuan.
Pekerjaan konstruksi, dalam hal
ini pekerjaan hanya dapat dilakukan pada saat musim panas saja, telah dimulai
pada tahun 1978 dengan menyelesaikan dinding-dinding lembah. Tahun 1979 para
pekerja mulai membuat jalan ke arah lembah dan mempersiapkan berbagai material
untuk pembangunan. Pembangunan yang sesungguhnya dari bendungan tersebut
dimulai tahun 1980. Dalam musim panas 1983, bendungan harus sudah selesai dan
dalam musim panas 1984 danau yang dibendung sudah penuh berisi air.
Contoh ini mengggambarkan
unsur-unsur terpenting dari pekerjaan seorang insyinyur geologi, yaitu
mengevaluasi situasi geologis untuk sebuah proyek sipil dan menemukan lokasi
untuk berbagai material konstruksi.
2.5 STUDI GEOLOGI
Pengevaluasi
situasi geologis mencangkup banyak studi, antara lain sebagai berikut:
1.
Stratigrafi dan geologi
struktural
Geologi struktur
adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan permukaannya
yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya. Geologi struktur
mencangkup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi,
metamorfisme, dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga dimensi
batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah tektonik, linkungan
geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini dapat dipadukan
pada waktu dengan menggunakan control stratigrafi maupun geokronologi, untuk
menentukan waktu pembentukan struktur tersebut.
Stratigrafi
adalah studi mengenai sejarah,
komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi
antarlapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya
(kronostratigrafi). Stratigrafi kita pelajari untuk mengetahui luas penyebaran
lapisan batuan.
2.
Petrografi
Petrografi adalah cabang petrologi yang berfokus pada deskripsi rinci dari batuan. Seseorang yang mempelajari petrografi
disebut petrografer. Kandungan
mineral dan hubungan tekstur dalam batuan dijelaskan secara rinci. Klasifikasi batuan
didasarkan pada informasi yang diperoleh selama analisis petrografi. Deskripsi petrografi dimulai dengan catatan
lapangan di singkapan dan mencakup deskripsi makroskopik spesimen tangan.
Namun, alat yang paling penting bagi petrografer adalah mikroskop petrografi.
Analisis rinci dari mineral dengan mineralogi optik dari sayatan tipis dan mikro-tekstur dan struktur sangat penting untuk memahami
asal-usul batuan. Analisis mikroskrop elektron dari butir individu serta analisis kimia
batuan keseluruhan oleh resapan
atom atau fluoresensi sinar x digunakan di laboratorium petrografi modern.
Butiran mineral individu dari sampel batuan juga dapat dianalisis dengan difraksi
sinar-X
ketika sarana optik tidak mencukupi. Analisis inklusi fluida mikroskopis dalam butiran mineral dengan tahap pemanasan pada mikroskop
petrografi memberikan petunjuk mengenai kondisi suhu dan tekanan selama
pembentukan mineral .
Gambar 2.1 Mikroskop petrografi
Sumber: Google.com, 2016
3.
Geomorfologi
Geomorfologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi dan perubahan-perubahan
yang terjadi pada bumi itu sendiri. Geomorfologi biasanya diterjemahkan sebagai
ilmu bentang alam. Mula-mula orang memakai kata fisiografi untuk ilmu yang
mempelajari tetang ilmu bumi ini, hal ini dibuktikan pada orang-orang di Eropa menyebut
fisiografi sebagai ilmu yang mempelajari rangkuman tentang iklim, meteorologi,
oceanografi, dan geografi. Akan tetapi orang, terutama di Amerika, tidak begitu
sependapat untuk memakai kata ini dalam bidang ilmu yang hanya mempelajari ilmu
bumi saja dan lebih erat hubungannya dengan geologi. Mereka lebih cenderung
untuk memakai kata geomorfologi.
4.
Hidrologi
Hidrologi adalah
cabang ilmu Geografi yang mempelajari pergerakan,
distribusi, dan kualitas air di seluruh Bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air. Orang yang ahli dalam bidang
hidrologi disebut hidrolog, bekerja dalam bidang ilmu bumi dan ilmu lingkungan, serta teknik sipil dan teknik lingkungan.
Kajian ilmu
hidrologi meliputi hidrometeorologi(air yang berada di udara dan berwujud gas), potamologi(aliran permukaan), limnologi (air permukaan yang relatif tenang
seperti danau; waduk) geohidrologi(air tanah), dan kriologi(air
yang berwujud padat seperti es dan salju) dan kualitas air. Penelitian Hidrologi juga memiliki
kegunaan lebih lanjut bagi teknik lingkungan, kebijakan lingkungan, serta perencanaan. Hidrologi juga mempelajari perilaku hujan terutama meliputi periode ulang curah hujan karena berkaitan dengan
perhitungan banjir serta rencana untuk setiap bangunan
teknik sipil antara lain bendung, bendungan dan jembatan.
Selain
itu, juga studi tentang proses geologis endogen dan proses geologis eksogen
yang dapat berpengaruh terhadap sebuah bangunan, antara lain:
1.
Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi
di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara
tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan
kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah,
mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu.
Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa
Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh
observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5
magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude
atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih
berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada
kedalaman gempa.Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala
Mercalli.
2.1 Besar dan Intensitas Gempa
Bumi
|
Intensitas
|
Keterangan
|
Besarnya menurut Skala Richter
|
Perkiraan Radius Pengamatan
|
I
|
Instrumental
|
Hanya diketahui lewat seismograf
|
3,5 – 4,2
|
2 – 5 mil
|
II
|
Lemah
|
Hanya terasa oleh orang yang sensitif
(peka)
|
2.1 Besar dan Intensitas Gempa
Bumi (Lanjutan)
|
Intensitas
|
Keterangan
|
Besarnya menurut Skala Richter
|
Perkiraan Radius Pengamatan
|
III
|
Ringan
|
Mirip getaran yang ditimbulkan sebuah lori (truk)
yang lewat; terasa oleh orang yang sedang santai, khususnya di lantai atas
|
4,3 – 4,8
|
15 – 30 mil
|
IV
|
Sedang
|
Terasa oleh orang yang sedang berjalan
kaki; bergoyangnya benda-benda lepas, termasuk kendaraan yang sedang diam
|
||
V
|
Agak kuat
|
Pada umumnya terasa; orang yang sedang
tertidur akan terbangun dan lonceng-lonceng akan berdentang
|
4,9 – 5,3
|
30 – 70 mil
|
VI
|
Kuat
|
Pepohonan bergoyang dan semua benda yang
menggantung akan berayun-ayun; kerusakan akibat berjatuhannya benda-benda
yang terlepas
|
2.1 Besar dan Intensitas Gempa
Bumi (Lanjutan)
|
Intensitas
|
Keterangan
|
Besarnya menurut Skala Richter
|
Perkiraan Radius Pengamatan
|
VII
|
Sangat kuat
|
Orang mulai panik; dinding-dinding menjadi
retak, plesteran terlepas
|
5,5 – 6,1
|
70 – 125 mil
|
VIII
|
Merusak
|
Para pengemudi kendaraan sangat terganggu;
tembok retak; cerobong asap runtuh; bangunan yang kurang kokoh banyak yan
rusak
|
6,2 – 6,9
|
125 – 250 mil
|
IX
|
Merobohkan
|
Sejumlah rumah roboh ketika tanah mulai
berderak; pipa-pipa pecah
|
7,0 – 7,3
|
250 – 450 mil
|
X
|
Menghancurkan
|
Tanah sangat retak; rel kereta membengkok;
longsornya lereng-lereng curam
|
|
|
XI
|
Sangat menghancurkan
|
Jembatan hancur; semua prasarana (jalan
kereta, jalur pipa, kabel) tidak berfungsi; terjadi longsor dan banjir besar
|
7,4 – 8,1
|
250 – 450 mil
|
2.1 Besar dan Intensitas Gempa
Bumi (Lanjutan)
|
Intensitas
|
Keterangan
|
Besarnya menurut Skala Richter
|
Perkiraan Radius Pengamatan
|
XII
|
Malapetaka
|
Kehancuran total; berbagai obyek terbang
keudara, tanah naik turun bergelombang
|
8,1+
|
250 – 450 mil
|
(Sumber: Geologi untuk Teknik
Sipil, 2016)
2.
Vulkanisme
Vulkanisme adalah semua
peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan bumi
melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang disebut
terusan kepundan atau diatrema.Magma yang keluar sampai ke permukaan bumi
disebut lava.Magma dapat bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi dan
mengandung gas-gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di
atasnya.
Di dalam litosfer magma menempati
suatu kantong yang disebut dapur magma. Kedalaman dapur magma merupakan
penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api yang terjadi. Pada umumnya,
semakin dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka semakin kuat letusan yang
ditimbulkannya. Lamanya aktivitas gunung api yang bersumber dari magma
ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma. Dapur magma inilah yang
merupakan sumber utama aktivitas vulkanik.
3.
Iklim
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi di
bumi atau planet lain. Studi tentang iklim dipelajari dalam klimatologi. Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat tersebut. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu tempat di bumi menimbulkan musim, suatu penciri yang membedakan iklim satu dari yang
lain. Perbedaan iklim menghasilkan beberapa sistem klasifikasi
iklim.
Berdasarkan posisi relatif suatu tempat di bumi
terhadap garis khatulistiwa dikenal kawasan-kawasan dengan kemiripan iklim secara
umum akibat perbedaan dan pola perubahan suhu udara, yaitu kawasan tropika (23,5°LU-23,5°LS), subtropika (23,5°LU-40°LU dan 23°LS-40°LS), sedang (40°LU-66,5°LU dan
40°LS-66,5°LS), dan kutub (66,5°LU-90°LU dan 66,5°LS-90°LS).
Gambar
2.2 Pembagian Iklim Dunia
Sumber: Wikipedia.com, 2016
4.
Pelapukan erosi
Pelapukan
adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada dan/atau
dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia dan biologi.
Hasil dari pelapukan ini merupakan asal (source) dari batuan sedimen dan tanah
(soil). Kiranya penting untuk diketahui bahwa proses pelapukan akan
menghacurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari mineral untuk kemudian
menjadi tanah atau diangkut dan diendapkan sebagai batuan sedimen klastik.
Sebagian dari mineral mungkin larut secara menyeluruh dan membentuk mineral
baru. Inilah sebabnya dalam studi tanah atau batuan klastika mempunyai
komposisi yang dapat sangat berbeda dengan batuan asalnya. Komposisi tanah
tidak hanya tergantung pada batuan induk (asal) nya, tetapi juga dipengaruhi
oleh alam, intensitas, dan lama (duration) pelapukan dan proses jenis
pembentukan tanah itu sendiri.
Di
alam pada umumnya ke tiga jenis pelapukan (fisik, kimiawi dan biologis) itu
bekerja bersama-sama, namun salah satu di antaranya mungkin lebih dominan
dibandingkan dengan lainnya. Walaupun di alam proses kimia memegang peran yang
terpenting dalam pelapukan, tidak berarti pelapukan jenis lain tidakpenting.
Berdasarkan pada proses yang dominan inilah maka pelapukan batuan dapat dibagi
menjadi pelapukan fisik, kimia dan biologis. Pelapukan merupakan proses proses alami yang menghancurkan batuan
menjadi tanah. Jenis pelapukan:
·
Pelapukan
organik: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup. contoh:
tumbuhnya lumut
·
Pelapukan
fisika: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh perubahan suhu atau iklim
.contoh : perubahan cuaca
·
Pelapukan
kimia: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh tercampurnya batuan dengan zat
- zat kimia . contoh: tercampurnya batu oleh limbah pabrik yang mengandung
bahan kimia
Dalam
kehidupan sehari-hari, proses pelapukan sering terjadi. Batu kecil yang terus ditetesi oleh air hujan maupun air biasa lama kelamaan akan melapuk dan menjadi tanah. Peristiwa itu sering disebut dengan pelapukan fisika. Batu yang ditumbuhi lumut lama kelamaan akan pecah dan hancur. Peristiwa
tersebut sering disebut pelapukan biologi dan masih banyak lagi contoh-contoh pelapukan.
Sedangkan Erosi
adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi,
atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut
bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang
mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun
fisik, atau gabungan keduanya.
Dampak
dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya
kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya
kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan
meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air
permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran
permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya
akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga
akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.
Erosi
dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi
yang lebih rendah melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat
menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan
kehilangan air secara serentak.
5.
Pergeseran tanah
Gerakan tanah adalah suatu konsekuensi fenomena
dinamis alam untuk mencapai kondisi baru akibat gangguan keseimbangan lereng
yang terjadi, baik secara alamiah maupun akibat ulah manusia. Gerakan tanah
akan terjadi pada suatu lereng, jika ada keadaan ketidakseimbangan yang
menyebabkan terjadinya suatu proses mekanis, mengakibatkan sebagian dari lereng
tersebut bergerak mengikuti gaya gravitasi, dan selanjutnya setelah terjadi
longsor, lereng akan seimbang atau stabil kembali.
Longsor
atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya
bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan
oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong
adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan
faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut.
Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada
pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:
·
Erosi
yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah
curam
·
Gempa bumi
menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang lemah
pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng
tersebut
·
Berat yang terlalu berlebihan,
misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju
6.
Kegiatan manusia
Salah
satu contoh kegiatan manusia yang dimaksud disini salah satunya yaitu
pencemaran lingkungan yang diakibatkan manusia dan pertambangan. Pencemaran
lingkungan yang utama berasal dari kegiatan manusia seperti kegiatan rumah
tangga dan perorangan, industri, pertanian dan transportasi. Pencemaran
tersebut berlangsung terus menerus dan dampaknya juga terus dirasakan, bahkan
beberapa diantaranya berdampak luas atau global. Faktor-faktor penyebab
terjadinya pencemaran lingkungan sebagai hasil samping perbuatan manusia
meliputi: faktor Industrialisasi, faktor urbanisasi, faktor, faktor cara hidup,
kepadatan penduduk dan faktor perkembangan ekonomi. Faktor-faktor di atas
saling mempengaruhi secara kompleks. Apabila salah satu faktor terjadi, maka
faktor lainnya dapat terjadi, dengan demikian terjadinya pencemaran lingkungan
tidak dapat dihindari.
Pertambangan
adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai
ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada
permukaan bumi, di bawah permukaan bumi dan di bawah permukaan air. Hasil
kegiatan ini antara lain, minyak dan gas bumi, batubara, pasir besi, bijih
timah, bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, bijih emas, perak dan bijih
mangan.
2.6 PENELITIAN LAPANGAN
Dalam
melaksanakan penelitian lapangan, biasanya digunakan berbagai teknik dan cara
seperti berikut ini:
1.
Pemetaan geologis dan
geologi teknik
Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang
bersifat interpretasi dan dapat menghasilkan berbagai jenis peta untuk berbagai
macam tujuan, termasuk misalnya untuk penilaian kualitas air bawah tanah
dan resiko pencemaran, memprediksi bencana longsor, gempabumi, erupsi gunungapi,
karakteristik sumberdaya mineral dan energi, manajemen lahan dan perencanaan
tataguna lahan, dan lain sebagainya.
Informasi yang ada pada peta geologi sangat dibutuhkan
bagi para pengambil kepurtusan, baik untuk keperluan sektor publik maupun
swasta, seperti misalnya dalam penentuan rencana rute suatu jalan, sistem “cut
and fill” pada pembutan jalan di medan yang berbukit-bukit. Peta geologi juga
dipakai dalam “benefit-cost analysis” untuk memperkecil ketidak pastian dan
potensi penambahan biaya.
Dalam pemetaan geologi, seorang ahli geologi harus
mengetahui susunan dan komposisi batuan serta struktur geologi, baik yang
tersingkap di permukaan bumi maupun yang berada di bawah permukaan melalui
pengukuran kedudukan batuan dan unsur struktur geologi dengan menggunakan
kompas geologi serta melakukan penafsiran geologi, baik secara induksi
dan deduksi yang disajikan diatas peta dengan menggunakan simbol atau warna.
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi,
seperti Sistem Informasi Geografi (SIG) maka aspek pemetaan geologi mengalami
perubahan, yaitu dengan tersedianya piranti lunak (software) sebagai alat bantu
yang memungkinkan ukuran (geometri) dan karakteristik dari suatu tubuh batuan
dan kenampakan geologi lainnya disimpan secara elektronik (dalam format
digital), ditelusuri, dianalisa, dan disajikan untuk berbagai keperluan. Dengan
memanfaatkan teknologi SIG, memungkinkan para ahli melakukan analisa spasial,
misalnya dalam mencari sebaran polusi yang mungkin terjadi disekitar suatu
sumur bor didasarkan atas sifat sifat batuannya (porositas dan permeabiliatas),
penentuan rute rencana jalan dengan menghindari wilayah wilayah yang rawan
longsor dan daerah daerah yang lerengnya tidak stabil. SIG juga menyediakan
peta-peta geologi dan fasilitas untuk keperluan analisa geologi bagi para
pengguna, baik akhli geologi maupun yang bukan.
2.
Pemboran inti dan
pengungkapan inti pemboran
Pemboran dapat memberikan informasi
data mengenai keadaan bawah tanah melalui garis lubang pemboran. Pemboran dapat
dilakukan secara vertikal maupun menudut. Dari sebuah pemboran dibuat sebuah
laporan pemboran. Di dalamnya dicatat dengan cermat material-material apa saja
yang telah ditemukan, dan selain itu juga kecepatan penetrasi dan perilaku dari
alat pemboran. Banyak metode yang dapat digunakan, mulai dari pendesakan besi
sonda (sondir) atau pipa pancang ke dalam bawah tanah, penjatuhan sebuah puls
atau pahat, penyemprotan tanah hingga lepas dengan sebuah tombak semprot,
sampai kepada pemutaran atau teknik perkusi putar. Hampir pada semua metode
ini, material akan muncul dalam keadaan sangat terganggu di permukaan bumi.
Dengan demikian hanya dapat diterangkan jenis material yang ditemukan di
kedalaman tertentu. Akan tetapi lubang-lubang pemboran masih dapat diteliti
oleh kamera TV, atau dapat dilakukan dengan cara pengkuruan geofisis terhadap
lubang pemboran.
3.
Pengukuran geofisis
Adakalanya kita merasa
perlu untuk mengontrol sebuah gambaran tiga dimensi yang telah dibuat
berdasarkan pengamatan di permukaan bumi dan melengkapinya dengan keterangan
atau data mengenai keadaan bawah tanah. Dengan
bantuan berbagai metode geofisis, kita dapat mengumpulkan data/informasi
mengenai keadaan bawah tanah. Teknik geofisis memanfaatkan kontras dalam
sifat-sifat fisis dari berbagai material geologis.
Metode seismik didasarkan pada kecepatan
rambut dari getaran suara, yang tergantung dari kerapatan material dan massa.
Metode ketahanan elektrik melakukan pengukuran terhadap hantaran elektrik
berbagai material geologis. Metode magnetik didasarkan pada variasi sifat-sifat
magnetis (mineral-mineral yang mengandung besi) dalam batuan, yang menyebabkan
adanya variasi dalam medan magnet bumi. Metode elektro magnetik melakukan
pengukuran terhadap hantaran sebuah medan elektro magnetik yang terinduksi.
Gambar 2.3 Gravimeter
Sumber: Google.com, 2016
Sebuah
gravimeter melakukan pengukuran terhadap variasi dalam medan gaya berat, yang
tergantung kerapatan dan jarak permukaan bumi dari sebuah batuan tertentu yang
kerapatannya berbeda dari keadaan sekitarnya.
4.
Penelitian di
laboratorium
Tanah didefinisikan sebagai material
yang terdiri dari agregat, mineral-mineral padat yang tidak terikat secara
kimia satu dan lain dari bahan-bahan organik yang telah melapuk disertai dengan
zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel
padat tersebut. Tanah berguna untuk bahan bangunan pada berbagai macam
pekerjaan dalam lingkup teknik sipil. Berdasarkan kegunaan tersebut maka lebih
baik jika terlebih dahulu mengetahui sifat-sifat dasar dari tanah tersebut
sebelum kita menggunakan tanah tersebut sesuai dengan fungsinya, seperti asal
usulnya, penyebaran butiran, kemampuan mengalirkan air, sifat pemampatan,
kekuatan geser, dan lain-lain.
Keadaan tersebut membuat praktikan harus melakukan
pengujian di laboratorium untuk mengetahui sifat-sifat dasar dari tanah
tersebut dan pengujian ini digunakan sebagai dasar acuan untuk perencanaan
desain dan pengujian ini juga berfungsi untuk mengetahui kondisi dan
karakteristik struktur tanah yang akan digunakan sebagai tempat bertumpunya
suatu pondasi bangunan. Pengujian lapangan yang telah dilakukan tidak cukup
menjadikan praktikan mengetahui secara jelas sifat-sifat yang terdapat pada
tanah, oleh karena itu perlu diadakannya pengujian laboratorium yang bertujuan
untuk mengetahui sifat mekanis dan fisik tanah.
5.
Percobaan di lapangan
Percobaan di
lapangan merupakan penunjang dasar dalam merencanakan bangunan yang baik, aman,
kuat, dan ekonomis. Sehingga hal tersebut merupakan suatu bagian proses yang
utama dalam perencanaan bangunan.Untuk mencapai hal tersebut perencana harus
mengerti bagaimana bangunannya nantiakanterpengaruh oleh keadaan tanah
tersebut.
Tanah dapat dipelajari dengan pendekatan geologi,
pedologi dan edaphologis. Ilmu yang mempelajari proses pembentukan
tanah yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan
oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus)
disebut geologi. Pendekatan pedologi yaitu tanah yang terbentuk dari
faktor-faktor seperti : iklim, organisme, topografi dan waktu, sedangkan
pendekatan edaphologis mempelajari kandungan yang berada di dalam tanah
untuk menentukan kesuburan tanah kandungan air di dalam tanah dan pendekatan edaphologis
lebih ke arah tanaman untuk pertanian.
Penelitian lapangan di sini bukan hanya meliputi tanah yang
menjadi pondasi sebuah bangunan melainkan juga mengenal karakteristik
lingkungan yang bisa memberikan keterangan lebih lanjut yang berguna bagi
perencanaan. Penelitian tanah dibagi menjadi 2 yaitu di laboratorium dan di
lapangan.
Tujuan dari uji
lapangan ini adalah untuk mengetahui keadaan tanah yang akan dijadikan
pembangunan suatu bangunan gedung atau jalan. Pembangunan gedung memiliki tahap
pemeriksaan lapangan yaitu tes uji sondir, sand cone test dan hand
bor. Pada ketiga tahap tersebut bisa didapat kedalaman tanah keras,
karakteristik tanah, kuat tekan tanah, dan dapat diketahui perkerasaan yang
sesuai dengan karateristik pada tanah tersebut.
6.
Galian-galian untuk material
Proyek-proyek
teknik sipil yang memerlukan penggunaan material dalam jumlah besar memperoleh
material ini dari tempat-tempat penggalian (“quarry”
untuk batuan, “borrow pit” untuk
tanah). Di daerah yang sedang berkembang sering kali tempat-tempat penggalian
yang telah ada tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan sehingga perlu dicari
lokasi-lokasi baru. Hal seperti ini dapat pula terjadi pada proyek bendungan
urugan, di mana tempat penggalian harus terletak dekat dengan tempat
pembangunan agar biaya transport dapat ditekan serendah mungkin. Di
negara-negara industri sering dilakukan pembatasan penggunaan lahan, sehingga
jarak transport ke tempat penggalian bisa atau pasti jauh lebih besar.
Seorang
insinyur geologi yang harus mencari beberapa lokasi baru perlu mengetahui
kegunaan dan persyaratan yang dikenakan terhadap berbagai material. Pencarian
material geologis dimulai dengan sebuah peta geologis. Kerja lapangan geologis
diperlukan untuk menentukan sifat berbagai material. Kemudian lokasi-lokasi
yang memenuhi persyaratan dipelajari secara seksama dan diperkirakan pula
banyaknya material yang tersedia, selain itu perhatiakn pula kualitas serta
keseragamannya. Satu hal lain yang juga merupakan hal penting adalah tebal
lapisan penutup yang harus dibuang untuk dapat mencapai material yang
bersangkutan. Dalam hal ini, permukaan air tanah turut mempengaruhi (ada
kalanya pada suatu penggalian perlu dilakukan penurunan permukaan air tanah).
Di daerah tropis perlu ditentukan kedalaman dan keberaturan dari zona-zona
pelapukan. Di daerah gurun, yang paling penting adalah air, yang diperlukan
pada proses produksi.
Semua
hal itu ditujukan untuk memperoleh suatu penjelasan yang cermat mengenai
kondisi tanah bawah. Data yang dikumpulkan mengenai tanah bawah misalnya
sifat-sifat seperti berat jenis, porositas, permebilitas elastisitas dan gaya
tekan.
2.7 REKASI DARI BAWAH TANAH
Melalui
penggunaan berbagai data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian lapangan,
reaksi dari tanah bawah terhadap pekerjaan seorang insinyur dapat dihitung.
Setiap proses kerekayasaan akan menyebabkan sebuah perubahan dalam besar dan
arah tegangan pada tanah. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan yang besar
atau kecil tergantung dari sifat-sifat yang dimiliki massa tanah. Terdapat
kemungkinan bahwa perubahan tegangan pada tanah menjurus kepada titik patah.
BAB 3
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Geologi rekayasa atau Geologi
Teknik adalah penerapan ilmu geologi dalam praktik rekayasa untuk tujuan menjamin faktor-faktor geologi yang memengaruhi
lokasi, disain, konstruksi, operasi dan perawatan pekerjaan rekayasa telah
dikenali dan diperhitungkan dengan matang. Penelitian geologi rekayasa dapat
dilakukan pada waktu perencanaan, analisis dampak lingkungan, disain rekayasa sipil, rekayasa optimasi dan tahapan konstruksi proyek umum dan swasta, serta
pada tahap setelah konstruksi dan penyelidikan proyek. Penelitian geologi rekayasa dilakukan oleh
seorang ahli geologi atau ahli geologi rekayasa terdidik, tenaga profesional yang terlatih dan
memiliki kemampuan untuk mengenali dan menganalisis bahaya geologi serta kondisi geologi yang merugikan. Keseluruhan
tujuan tersebut adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda dari kerusakan
serta solusi untuk masalah-masalah geologi.
Ahli geologi rekayasa
menyelidiki dan memberikan pertimbangan, analisis, dan disain dari sudut
pandang geologi dan geoteknik. Pekerjaan yang dilakukan oleh ahli geologi rekayasa
mencakup; penyelidikan bahaya geologi, geoteknik, sifat-sifat materi,
stabilitas longsoran dan lereng, erosi, banjir, kekeringan, dan seismik.
Para ahli geologi teknik bekerja
pada konsultan, kontraktor umum dan kontraktor khusus dalam bidang teknik sipil
perushaan pertambangan, dan jawatan-jawatan pemerintah. Pada dasarnya ia
bekerja di mana saja di tempat ditemukannya masalah pada batas antara tanah dan
bangunan. Idealnya seorang insinyur geologi berperan penting dalam tahap awal
dan sebagian besar proyek sipil, yaitu dalam penelitian lapangan. Karena
seringkali, tidak disadari perlunya
suatu penelitian
pendahuluan, sedangkan sebagian besar masalah pada bagunan-bangunan sipil
justru berkaitan dengan geologi atau material-material geologi, maka sering
terjadi seorang ahli geologi terlambat didatangkan pada proyek yang
bersangkutan.
Untuk meningkatkan komunikasi yang
serasi antara insinyur sipil dan insinyur geologi, seorang ahli geologi teknik
harus memiliki pengertian tentang teknik sipil dan mampu memberikan
keterangan-keterangan geologis yang dapat diterima oleh insinyur tersebut.
Dengan sendirinya penelitian atas sifat-sifat material yang dimiliki batuan dan
tanah memainkan peran yang cukup penting. Dalam bidang kejuruan ini, kita
sekarang dapat membedakan dua macam spesialis yaitu ahli geologi teknik, yang
menangani masalah bersifat teknik sipil dengan dilatarbelakangi ilmu geologi,
dan ahli geoteknik, yang lebih condong pada segi rekayasa tentang material yang
digunakan.
Salah satu contoh praktek geologi
teknik adalah proyek hidro-elektrik di Pirenia, Prancis. Proyek hidro-elektrik
di daerah pegunungan merupakan proyek teknik sipil yang mencangkup banyak hal.
Jalan-jalan harus dibuat, terowongan-terowongan harus digali, dan
bendungan-bendungan harus dibangun. Sejumlah besar bendungan telah dibangun di
Pirenia Prancis untuk memperoleh hidro-elektrik. Di lembah Vicdessos (sebelah
utara Andorra), air dari beberapa danau alam dan dari dua buah waduk telah
disalurkan untuk memperoleh tenaga listrik dan sebuah lembaga lainnya
dipersiapkan untuk bendungan (lembah Soulcem).
Sebuah studi
yang lengkap mengenai topografi dan hidrologi telah mendahului pelaksanaan
proyek tersebut. Penelitian lapangan secara geologi teknik pertama-tama telah
ditujukan pada lokasi bendungan. Bagian tersempit dari lembah diteliti secara
seksama. Ternyata, dikarenakan sejumlah patahan dan diaklas, dinding “kiri”
lembah tersebut tampak agak lemah, di tempat ini pada tahun 1948 pernah terjadi
runtuhan bukit (rock fall). Runtuhan bukit ini cukup penting dalam penentuan
poros bendungan (posisi) dan dalam penetuan tipe dam. Karena runtuhan tersebut
diputuskan untuk memilih bendungan tipe “urugan tanah dan batuan”.
Selain analisa terhadap
dinding-dinding lembah, dipelajari juga pondasi untuk bendungan. Satu yang
penting dalam hal ini adalah geometri bawah tanah, di manakah kiranya ditemukan
kandungan aluvial, atau di manakah letak batuan padat. Selain itu, penelitian
geologis telah berhasil menentukan tempat dan jumlah material yang baik yang
harus digunakan untuk pembangunan bendungan tersebut.