Senin, 02 Oktober 2017

Geologi Teknik



BAB 1
PENDAHULUAN


1.1                LATAR BELAKANG
Geologi rekayasa atau Geologi Teknik adalah penerapan ilmu geologi dalam praktik rekayasa untuk tujuan menjamin faktor-faktor geologi yang memengaruhi lokasi, disain, konstruksi, operasi dan perawatan pekerjaan rekayasa telah dikenali dan diperhitungkan dengan matang. Penelitian geologi rekayasa dapat dilakukan pada waktu perencanaan, analisis dampak lingkungan, disain rekayasa sipil, rekayasa optimasi dan tahapan konstruksi proyek umum dan swasta, serta pada tahap setelah konstruksi dan penyelidikan proyek. Penelitian geologi rekayasa dilakukan oleh seorang ahli geologi atau ahli geologi rekayasa terdidik, tenaga profesional yang terlatih dan memiliki kemampuan untuk mengenali dan menganalisis bahaya geologi serta kondisi geologi yang merugikan. Keseluruhan tujuan tersebut adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda dari kerusakan serta solusi untuk masalah-masalah geologi.
Ahli geologi rekayasa menyelidiki dan memberikan pertimbangan, analisis, dan disain dari sudut pandang geologi dan geoteknik. Pekerjaan yang dilakukan oleh ahli geologi rekayasa mencakup; penyelidikan bahaya geologi, geoteknik, sifat-sifat materi, stabilitas longsoran dan lereng, erosi, banjir, kekeringan, dan seismik.
Geologi adalah ilmu (sains) yang mempelajari tentang bumi, komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah dan proses pembentukannya. Kata “geologi” pertama kali digunakan oleh Jean-Andre Deluc dalam tahun 1778 dan diperkenalkan sebagai istilah yang baku oleh Horace-Benedict de Saussure tahun 1779. Geologi adalah suatu ilmu pengetahuan Kebumian yang mempelajari Planet Bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok ilmu yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang bekerja baik di dalam maupun di atas permukaan bumi, kedudukannya di Alam Semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga sekarang.
Geologi dapat digolongkan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang komplek, mempunyai pembahasan materi yang beraneka ragam namun juga merupakan suatu bidang ilmu pengetahuan yang menarik untuk dipelajari. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua, samudra, cekungan dan rangkaian pegunungan. (Jauhari Noor, 2012) Geologi rekayasa adalah penerapan ilmu geologi dalam praktik rekayasa untuk tujuan menjamin faktor-faktor geologi yang memengaruhi lokasi, disain, konstruksi, operasi dan perawatan pekerjaan rekayasa telah dikenali dan diperhitungkan dengan matang. Penelitian geologi rekayasa dapat dilakukan pada waktu perencanaan, analisis dampak lingkungan, disain rekayasa sipil, rekayasa optimasi dan tahapan konstruksi proyek umum dan swasta, serta pada tahap setelah konstruksi dan penyelidikan proyek.
Penelitian geologi rekayasa dilakukan oleh seorang ahli geologi atau ahli geologi rekayasa terdidik, tenaga profesional yang terlatih dan memiliki kemampuan untuk mengenali dan menganalisis bahaya geologi serta kondisi geologi yang merugikan. Keseluruhan tujuan tersebut adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda dari kerusakan serta solusi untuk masalah-masalah geologi.
Ahli geologi rekayasa menyelidiki dan memberikan pertimbangan, analisis, dan disain dari sudut pandang geologi dan geoteknik. Pekerjaan yang dilakukan oleh ahli geologi rekayasa mencakup; penyelidikan bahaya geologi, geoteknik, sifat-sifat materi, stabilitas longsoran dan lereng, erosi, banjir, kekeringan, dan seismik, dll.

1.1                RUMUSAN MASALAH
  Rumusan masalah yang terdapat di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.           Apa itu geologi teknik?
2.           Hal (pekerjaan) apa saja yang dilakukan oleh seorang insinyur geologi?
3.           Hal apa saja yang harus diperhatikan sebelum membangun sebuah bendungan?

1.2                TUJUAN
1.           Memahami apa itu geologi teknik.
2.           Mengetahui apa saja pekerjaan yang dilakukan oleh seorang insinyur geologi teknik.
3.           Memahami hal-hal yang diperhatikan sebelum membangun bendungan.




BAB 2
ISI


2.1         PENGERTIAN GEOLOGI TEKNIK
              Meskipun terkadang Fred Flintstone menamakan dirinya seorang ‘ahli geologi teknik’, arti istilah ini belum sepenuhnya jelas bagi kebanyakan orang. Sebutan ‘ahli geologi teknik’ diperuntukan bagi mereka yang bekerja dalam bidang yang berada di antara geologi dan teknik sipil. Geologi teknik merupakan sebuah profesi yang relatif masih baru, sekalipun dapat diketengahkan contoh-contoh dari zaman dahulu (misalnya zaman Romawi) mengenai mereka yang pernah membangun proyek-proyek sipil, yang jelas telah memperhitungkan dan memanfaatkan lingkungan geologi.
              Sudah sejak permunculannya selaku ilmu pengetahuan yaitu pada akhir abad ke-18, geologi telah berhubungan dengan teknik sipil dalam pribadi Wiliam Smith (1769-1839). Profesinya adalah ahli ukur tanah dan insinyur sipil. Sudah sejak kanak-kanak ia mengumpulkan berbagai fosil. Ia menyusun dan menempatkan semua fosil tersebut berdasarkan lapisan-lapisan tempat ditemukannya, dan disamping itu ia juga banyak bekerja di lapangan dan seringkali bepergian, maka ia merupakan orang pertama memperoleh gambaran tentang penyebaran daerah fosil dan batuan di Negara Inggris. Ia adalah pelopor stratigrafi (pengungkapan susunan lapisan sedimen) dan orang pertama yang membuat peta geologi Inggris (1815). Antara lain, ia telah membuat sebuah kanal di Sommerest dan memberi petunjuk tentang material yang tepat untuk pembangunan gedung parlemen di London. Kedua macam aktivitas ini, yaitu pendirian sebuah bangunan sipil dan pemilihan material konstruksi yang tepat adalah khas bagi pekerjaan yang dewasa ini pun harus dihadapi setiap hari oleh seorang ahli geologi teknik yang modern.
                  
              Akan tetapi dengan adanya gagasan bahwa dalam pembangunan proyek-proyek sipil diperlukan pengetahuan tertentu tentang geologi, barulah dalam abad ini mulai dikembangakan pendidikan bagi para ahli geologi teknik. Bencana seperti ambruknya sebuah bendungan yang seringkali menelan sejumlah korban jiwa (misalnya bendungan St. Francis, Kalifornia Selatan, 1928), atau longsor tanah (misalnya bendungan de Vaiont, Italia, 1963), rupa-rupanya diperlukan untuk mengingatkan para pendiri bangunan-bangunan sipil tentang berbagai kejutan yang dapat ditimbulkan oleh keadaan bawah tanah. Laboratorium Mekanika Tanah di Delft didirikan tahun 1934 setelah sebuah kecelakaan kereta api yang terjadi akibat longsornya tanah pada sebuah peninggian jalan kereta api (dekat kota Weesp, 1918). Barulah dalam tahun enampuluhan bidang kejuruan ini dikembangkan dalam skala besar. Serikat-serikat kerja yang pertama pun didirikan pada waktu tersebut. Dewasa ini geologi teknik diberikan di banyak universitas dan sekolah tinggi. Sejak tahun 1975, geologi teknik mulai diberikan di Belanda, yaitu di sekolah tinggi Delft.

2.2         DEFINISI SECARA UMUM
              The ‘American Geological Institute’ mendefinisikan geologi teknik sebagai berikut:
              “Penerapan ilmu geologi pada praktek rekayasa dengan tujuan agar faktor-faktor geologis yang mempengaruhi lokasi, desain, konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan pekerjaan-pekerjaan rekayasa telah benar-benar dikenali dan disediakan dengan cukup”

              Semua bagunan sipil didirikan di atas atau di bawah tanah dan seringkali dibangun dengan menggunakan material-material yang diambil dari dalam tanah. Setiap tindakan yang dilakukan selalu akan menimbulkan reaksi dari bawah tanah. Seorang ahli geologi teknik harus dapat menentukan reaksi ini dan memahami bagaimana perilkau sebuah bangunan (gedung, bangunan, terowongan, jalan dan sebagainya). Ia harus mampu mengantisipasi faktor-faktor geologis yang dapat mempengaruhi letak, rencana, konstruksi, penggunaan dan pemeliharaan bangunan-bangunan tersebut. Ia harus dapat menerjemahkan dan menjelaskan informasi geologis.

2.3         RUANG LINGKUP
              Para ahli geologi teknik bekerja pada konsultan, kontraktor umum dan kontraktor khusus dalam bidang teknik sipil perushaan pertambangan, dan jawatan-jawatan pemerintah. Pada dasarnya ia bekerja di mana saja di tempat ditemukannya masalah pada batas antara tanah dan bangunan. Idealnya seorang insinyur geologi berperan penting dalam tahap awal dan sebagian besar proyek sipil, yaitu dalam penelitian lapangan. Karena seringkali, tidak disadari perlunya suatu penelitian pendahuluan, sedangkan sebagian besar masalah pada bagunan-bangunan sipil justru berkaitan dengan geologi atau material-material geologi, maka sering terjadi seorang ahli geologi terlambat didatangkan pada proyek yang bersangkutan.
              Untuk meningkatkan komunikasi yang serasi antara insinyur sipil dan insinyur geologi, seorang ahli geologi teknik harus memiliki pengertian tentang teknik sipil dan mampu memberikan keterangan-keterangan geologis yang dapat diterima oleh insinyur tersebut. Dengan sendirinya penelitian atas sifat-sifat material yang dimiliki batuan dan tanah memainkan peran yang cukup penting. Dalam bidang kejuruan ini, kita sekarang dapat membedakan dua macam spesialis yaitu ahli geologi teknik, yang menangani masalah bersifat teknik sipil dengan dilatarbelakangi ilmu geologi, dan ahli geoteknik, yang lebih condong pada segi rekayasa tentang material yang digunakan.




2.4         GEOLOGI TEKNIK DALAM PRAKTEK
              Salah satu contoh praktek geologi teknik adalah proyek hidro-elektrik di Pirenia, Prancis. Proyek hidro-elektrik di daerah pegunungan merupakan proyek teknik sipil yang mencangkup banyak hal. Jalan-jalan harus dibuat, terowongan-terowongan harus digali, dan bendungan-bendungan harus dibangun. Sejumlah besar bendungan telah dibangun di Pirenia Prancis untuk memperoleh hidro-elektrik. Di lembah Vicdessos (sebelah utara Andorra), air dari beberapa danau alam dan dari dua buah waduk telah disalurkan untuk memperoleh tenaga listrik dan sebuah lembaga lainnya dipersiapkan untuk bendungan (lembah Soulcem).
              Nantinya, sebagian besar listrik yang dihasilkan dari bendungan ini akan digunakan oleh pabrik peleburan alumunium Pechiney, dekat kota kecil Auzat. Prinsip memperoleh listrik dengan memanfaatkan tenaga air adalah cukup sederhana, bendungan tersebut berfungsi sebagai reservoir. Sebuah katup pembuang menyalurkan air ke bawah melalui sebuah terowongan atau saluran pipa. Pada bagian bawah, dalam bangunan sentral listrik, terdapat sejumlah turbin yang tugasnya membangkitkan listrik. Bendungan tersebut dilindungi terhadap kemungkinan luapan air oleh sebuah katup limpah. Air dari danau Soulcem yang akan tersedia setelah bendungan selesai, akan melewati sebuah sentral listrik sebanyak 11 kali sebelum ia mencapai Samudra Atalantik lewat Ariege dan Garonne.
              Lembah Soulcem merupakan sebuah lembah gletser dengan bentuk U. bendungan tersebut dialokasikan  dalam bagian sempit dari lembah, tidak jauh dari ambang yang mengarah ke sebuah lembah yang terletak 300 m lebih rendah. Batuan-dalam lembah Soulcem terdiri dari skis metamorf  diselingi pegmatit dan granit. Batuan ini termasuk dalam zona aksial dari Pirenia. Kesemuanya mengalami banyak perubahan bentuk dan metamorfosis dalam orogenesa hersinik (pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat dan meliputi wilayah yang sempit) pada akhir periode karbon. Deformasi yang berlangsung berulangkali telah menciptakan sebuah struktur yang kompleks dalam skis, dengan bidang-bidang skistositas yang mengarah ke berbagai jurusan, patahan dan diaklas (bentuk patahan tanpa dislokasi).
              Selain itu, skis dilintasi dilintasi oleh sejumlah zona milonit dan patahan dari kemungkinan umur Alpina. Glasiasi selama periode kuarter telah menciptakan lembah-lembah yang berbentuk U dan sejumlah torehan yang telah mengendapkan material morail, yang seringkali dikirimkan kembali oleh sungai-sungai (endapan aluvial). Seperti halnya yang terjadi di setiap pegunungan, berlangsunglah proses pemiringan sehingga terjadilah lereng-lereng puing.
              Sebuah studi yang lengkap mengenai topografi dan hidrologi telah mendahului pelaksanaan proyek tersebut. Penelitian lapangan secara geologi teknik pertama-tama telah ditujukan pada lokasi bendungan. Bagian tersempit dari lembah diteliti secara seksama. Ternyata, dikarenakan sejumlah patahan dan diaklas, dinding “kiri” lembah tersebut tampak agak lemah, di tempat ini pada tahun 1948 pernah terjadi runtuhan bukit (rock fall). Runtuhan bukit ini cukup penting dalam penentuan poros bendungan (posisi) dan dalam penetuan tipe dam. Karena runtuhan tersebut, diputuskan bahwa bendungan tidak akan dibangun pada bagian lembah yang paling sempit, melainkan agak keutara. Karena dinding kiri bukit terbukti lemah, diputuskan pula untuk memilih bendungan tipe “urugan tanah dan batuan”.
              Pada bagian atas bendungan yang sekarang terdapat dua diaklas yang terbuka pada dinding kiri, di mana massa batuan yang sangat besar dapat saja menimpa bendungan. Suatu  analisis terhadap dinding ini telah menghasilkan sebuah kesimpulan, bahwa mungkin akan terjadi sebuah runtuhan bukit yang tidak dapat ditemukan, yang mungkin berupa tertimpanya bendungan oleh bongkahan-bongkahan sebesar 500 – 1000 m3. Pada sebuah terowongan eksplorasi di sepanjang diaklas dipadang beberapa alat ukur pergeseran untuk memantau diaklas yang terbuka itu, tetapi hingga kini belum terjadi suatu pergerakan.
              Selain analisa terhadap dinding-dinding lembah, dipelajari juga pondasi untuk bendungan. Satu yang penting dalam hal ini adalah geometri bawah tanah, di manakah kiranya ditemukan kandungan aluvial, atau di manakah letak batuan padat. Hal ini telah diteliti dengan bantuan 51 pemboran inti, 26 kali pengukuran dengan penggunaan penetrometer dan sebuah sumur percobaan.
              Untuk sebuah bendungan tanah, sebuah inti bendungan yang impermeable merupakan sesuatu yang sangat penting. Akan tetpi di dalam lembah Soulcem ini tidak ditemukan tanah lempung. Semua material untuk membangun bendungan harus didatangkan dari daerah sekitarnya. Penelitian geologis telah berhasil menentukan tempat dan jumlah material yang baik yang harus digunakan untuk pembangunan bendungan tersebut. Di sisi reservoar, dinding bendungan diberi lapisan yang impermeabel. Selanjutnya, bendungan terdisi dari lapisan-lapisan semipermeabel, lapisan-lapisan drainase dan lapisan-lapisan penyaring, serta sebuah inti bendungan dan lapisan-lapisan cor batuan.
              Pekerjaan konstruksi, dalam hal ini pekerjaan hanya dapat dilakukan pada saat musim panas saja, telah dimulai pada tahun 1978 dengan menyelesaikan dinding-dinding lembah. Tahun 1979 para pekerja mulai membuat jalan ke arah lembah dan mempersiapkan berbagai material untuk pembangunan. Pembangunan yang sesungguhnya dari bendungan tersebut dimulai tahun 1980. Dalam musim panas 1983, bendungan harus sudah selesai dan dalam musim panas 1984 danau yang dibendung sudah penuh berisi air.
              Contoh ini mengggambarkan unsur-unsur terpenting dari pekerjaan seorang insyinyur geologi, yaitu mengevaluasi situasi geologis untuk sebuah proyek sipil dan menemukan lokasi untuk berbagai material konstruksi.

2.5         STUDI GEOLOGI
              Pengevaluasi situasi geologis mencangkup banyak studi, antara lain sebagai berikut:

1.           Stratigrafi dan geologi struktural
    Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya. Geologi struktur mencangkup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi, metamorfisme, dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah tektonik, linkungan geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan control stratigrafi maupun geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur tersebut.
         Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antarlapisan yang berbeda dapat dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil (biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi). Stratigrafi kita pelajari untuk mengetahui luas penyebaran lapisan batuan.
2.           Petrografi
         Petrografi adalah cabang petrologi yang berfokus pada deskripsi rinci dari batuan. Seseorang yang mempelajari petrografi disebut petrografer. Kandungan mineral dan hubungan tekstur dalam batuan dijelaskan secara rinci. Klasifikasi batuan didasarkan pada informasi yang diperoleh selama analisis petrografi. Deskripsi petrografi dimulai dengan catatan lapangan di singkapan dan mencakup deskripsi makroskopik spesimen tangan. Namun, alat yang paling penting bagi petrografer adalah mikroskop petrografi.
         Analisis rinci dari mineral dengan mineralogi optik dari sayatan tipis dan mikro-tekstur dan struktur sangat  penting untuk memahami asal-usul batuan. Analisis mikroskrop elektron dari butir individu serta analisis kimia batuan keseluruhan oleh resapan atom atau fluoresensi sinar x digunakan di laboratorium petrografi modern. Butiran mineral individu dari sampel batuan juga dapat dianalisis dengan difraksi sinar-X ketika sarana optik tidak mencukupi. Analisis inklusi fluida mikroskopis dalam butiran mineral dengan tahap pemanasan pada mikroskop petrografi memberikan petunjuk mengenai kondisi suhu dan tekanan selama pembentukan mineral .

 



Gambar 2.1 Mikroskop petrografi
Sumber: Google.com, 2016



3.           Geomorfologi
         Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi pada bumi itu sendiri. Geomorfologi biasanya diterjemahkan sebagai ilmu bentang alam. Mula-mula orang memakai kata fisiografi untuk ilmu yang mempelajari tetang ilmu bumi ini, hal ini dibuktikan pada orang-orang di Eropa menyebut fisiografi sebagai ilmu yang mempelajari rangkuman tentang iklim, meteorologi, oceanografi, dan geografi. Akan tetapi orang, terutama di Amerika, tidak begitu sependapat untuk memakai kata ini dalam bidang ilmu yang hanya mempelajari ilmu bumi saja dan lebih erat hubungannya dengan geologi. Mereka lebih cenderung untuk memakai kata geomorfologi.
4.           Hidrologi
Hidrologi adalah cabang ilmu Geografi yang mempelajari pergerakan, distribusi, dan kualitas air di seluruh Bumi, termasuk siklus hidrologi dan sumber daya air. Orang yang ahli dalam bidang hidrologi disebut hidrolog, bekerja dalam bidang ilmu bumi dan ilmu lingkungan, serta teknik sipil dan teknik lingkungan.
Kajian ilmu hidrologi meliputi hidrometeorologi(air yang berada di udara dan berwujud gas), potamologi(aliran permukaan), limnologi (air permukaan yang relatif tenang seperti danau; waduk) geohidrologi(air tanah), dan kriologi(air yang berwujud padat seperti es dan salju) dan kualitas air. Penelitian Hidrologi juga memiliki kegunaan lebih lanjut bagi teknik lingkungan, kebijakan lingkungan, serta perencanaan. Hidrologi juga mempelajari perilaku hujan terutama meliputi periode ulang curah hujan karena berkaitan dengan perhitungan banjir serta rencana untuk setiap bangunan teknik sipil antara lain bendung, bendungan dan jembatan.

              Selain itu, juga studi tentang proses geologis endogen dan proses geologis eksogen yang dapat berpengaruh terhadap sebuah bangunan, antara lain:

1.           Gempa bumi
            Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.

2.1 Besar dan Intensitas Gempa Bumi

Intensitas
Keterangan
Besarnya menurut Skala Richter
Perkiraan Radius Pengamatan
I
Instrumental
Hanya diketahui lewat seismograf
3,5 – 4,2
2 – 5 mil
II
Lemah
Hanya terasa oleh orang yang sensitif (peka)







2.1 Besar dan Intensitas Gempa Bumi (Lanjutan)

Intensitas
Keterangan
Besarnya menurut Skala Richter
Perkiraan Radius Pengamatan
III
Ringan
Mirip getaran yang ditimbulkan sebuah lori (truk) yang lewat; terasa oleh orang yang sedang santai, khususnya di lantai atas
4,3 – 4,8
15 – 30 mil
IV
Sedang
Terasa oleh orang yang sedang berjalan kaki; bergoyangnya benda-benda lepas, termasuk kendaraan yang sedang diam
V
Agak kuat
Pada umumnya terasa; orang yang sedang tertidur akan terbangun dan lonceng-lonceng akan berdentang
4,9 – 5,3
30 – 70 mil
VI
Kuat
Pepohonan bergoyang dan semua benda yang menggantung akan berayun-ayun; kerusakan akibat berjatuhannya benda-benda yang terlepas

2.1 Besar dan Intensitas Gempa Bumi (Lanjutan)

Intensitas
Keterangan
Besarnya menurut Skala Richter
Perkiraan Radius Pengamatan
VII
Sangat kuat
Orang mulai panik; dinding-dinding menjadi retak, plesteran terlepas
5,5 – 6,1
70 – 125 mil
VIII
Merusak
Para pengemudi kendaraan sangat terganggu; tembok retak; cerobong asap runtuh; bangunan yang kurang kokoh banyak yan rusak
6,2 – 6,9
125 – 250 mil
IX
Merobohkan
Sejumlah rumah roboh ketika tanah mulai berderak; pipa-pipa pecah
7,0 – 7,3
250 – 450 mil
X
Menghancurkan
Tanah sangat retak; rel kereta membengkok; longsornya lereng-lereng curam


XI
Sangat menghancurkan
Jembatan hancur; semua prasarana (jalan kereta, jalur pipa, kabel) tidak berfungsi; terjadi longsor dan banjir besar
7,4 – 8,1
250 – 450 mil




2.1 Besar dan Intensitas Gempa Bumi (Lanjutan)

Intensitas
Keterangan
Besarnya menurut Skala Richter
Perkiraan Radius Pengamatan
XII
Malapetaka
Kehancuran total; berbagai obyek terbang keudara, tanah naik turun bergelombang
8,1+
250 – 450 mil
(Sumber: Geologi untuk Teknik Sipil, 2016)

2.           Vulkanisme
Vulkanisme adalah semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema.Magma yang keluar sampai ke permukaan bumi disebut lava.Magma dapat bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi dan mengandung gas-gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di atasnya.
Di dalam litosfer magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma. Kedalaman dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api yang terjadi. Pada umumnya, semakin dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka semakin kuat letusan yang ditimbulkannya. Lamanya aktivitas gunung api yang bersumber dari magma ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma. Dapur magma inilah yang merupakan sumber utama aktivitas vulkanik.
3.           Iklim
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain. Studi tentang iklim dipelajari dalam klimatologi. Iklim di suatu tempat di bumi dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi tempat tersebut. Pengaruh posisi relatif matahari terhadap suatu tempat di bumi menimbulkan musim, suatu penciri yang membedakan iklim satu dari yang lain. Perbedaan iklim menghasilkan beberapa sistem klasifikasi iklim.
Berdasarkan posisi relatif suatu tempat di bumi terhadap garis khatulistiwa dikenal kawasan-kawasan dengan kemiripan iklim secara umum akibat perbedaan dan pola perubahan suhu udara, yaitu kawasan tropika (23,5°LU-23,5°LS), subtropika (23,5°LU-40°LU dan 23°LS-40°LS), sedang (40°LU-66,5°LU dan 40°LS-66,5°LS), dan kutub (66,5°LU-90°LU dan 66,5°LS-90°LS).


Gambar 2.2 Pembagian Iklim Dunia
Sumber: Wikipedia.com, 2016
4.           Pelapukan erosi
Pelapukan adalah proses alterasi dan fragsinasi batuan dan material tanah pada dan/atau dekat permukaan bumi yang disebabkan karena proses fisik, kimia dan biologi. Hasil dari pelapukan ini merupakan asal (source) dari batuan sedimen dan tanah (soil). Kiranya penting untuk diketahui bahwa proses pelapukan akan menghacurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari mineral untuk kemudian menjadi tanah atau diangkut dan diendapkan sebagai batuan sedimen klastik. Sebagian dari mineral mungkin larut secara menyeluruh dan membentuk mineral baru. Inilah sebabnya dalam studi tanah atau batuan klastika mempunyai komposisi yang dapat sangat berbeda dengan batuan asalnya. Komposisi tanah tidak hanya tergantung pada batuan induk (asal) nya, tetapi juga dipengaruhi oleh alam, intensitas, dan lama (duration) pelapukan dan proses jenis pembentukan tanah itu sendiri.
Di alam pada umumnya ke tiga jenis pelapukan (fisik, kimiawi dan biologis) itu bekerja bersama-sama, namun salah satu di antaranya mungkin lebih dominan dibandingkan dengan lainnya. Walaupun di alam proses kimia memegang peran yang terpenting dalam pelapukan, tidak berarti pelapukan jenis lain tidakpenting. Berdasarkan pada proses yang dominan inilah maka pelapukan batuan dapat dibagi menjadi pelapukan fisik, kimia dan biologis. Pelapukan merupakan proses proses alami yang menghancurkan batuan menjadi tanah. Jenis pelapukan:
·          Pelapukan organik: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup. contoh: tumbuhnya lumut
·          Pelapukan fisika: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh perubahan suhu atau iklim .contoh : perubahan cuaca
·          Pelapukan kimia: merupakan pelapukan yang disebabkan oleh tercampurnya batuan dengan zat - zat kimia . contoh: tercampurnya batu oleh limbah pabrik yang mengandung bahan kimia
Dalam kehidupan sehari-hari, proses pelapukan sering terjadi. Batu kecil yang terus ditetesi oleh air hujan maupun air biasa lama kelamaan akan melapuk dan menjadi tanah. Peristiwa itu sering disebut dengan pelapukan fisika. Batu yang ditumbuhi lumut lama kelamaan akan pecah dan hancur. Peristiwa tersebut sering disebut pelapukan biologi dan masih banyak lagi contoh-contoh pelapukan.
Sedangkan Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.
Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran.
Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.
5.           Pergeseran tanah
Gerakan tanah adalah suatu konsekuensi fenomena dinamis alam untuk mencapai kondisi baru akibat gangguan keseimbangan lereng yang terjadi, baik secara alamiah maupun akibat ulah manusia. Gerakan tanah akan terjadi pada suatu lereng, jika ada keadaan ketidakseimbangan yang menyebabkan terjadinya suatu proses mekanis, mengakibatkan sebagian dari lereng tersebut bergerak mengikuti gaya gravitasi, dan selanjutnya setelah terjadi longsor, lereng akan seimbang atau stabil kembali.
Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang memengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:
·              Erosi yang disebabkan aliran air permukaan atau air hujan, sungai-sungai atau gelombang laut yang menggerus kaki lereng-lereng bertambah curam
·              Lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
·              Gempa bumi menyebabkan getaran, tekanan pada partikel-partikel mineral dan bidang lemah pada massa batuan dan tanah yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng tersebut
·              Gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
·              Getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
·              Berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju
6.           Kegiatan manusia
         Salah satu contoh kegiatan manusia yang dimaksud disini salah satunya yaitu pencemaran lingkungan yang diakibatkan manusia dan pertambangan. Pencemaran lingkungan yang utama berasal dari kegiatan manusia seperti kegiatan rumah tangga dan perorangan, industri, pertanian dan transportasi. Pencemaran tersebut berlangsung terus menerus dan dampaknya juga terus dirasakan, bahkan beberapa diantaranya berdampak luas atau global. Faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan sebagai hasil samping perbuatan manusia meliputi: faktor Industrialisasi, faktor urbanisasi, faktor, faktor cara hidup, kepadatan penduduk dan faktor perkembangan ekonomi. Faktor-faktor di atas saling mempengaruhi secara kompleks. Apabila salah satu faktor terjadi, maka faktor lainnya dapat terjadi, dengan demikian terjadinya pencemaran lingkungan tidak dapat dihindari.
         Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, baik secara mekanis maupun manual, pada permukaan bumi, di bawah permukaan bumi dan di bawah permukaan air. Hasil kegiatan ini antara lain, minyak dan gas bumi, batubara, pasir besi, bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, bijih emas, perak dan bijih mangan.

2.6         PENELITIAN LAPANGAN
              Dalam melaksanakan penelitian lapangan, biasanya digunakan berbagai teknik dan cara seperti berikut ini:
1.           Pemetaan geologis dan geologi teknik
Pemetaan geologi adalah suatu proses ilmiah yang bersifat interpretasi dan dapat menghasilkan berbagai jenis peta untuk berbagai macam tujuan, termasuk misalnya  untuk penilaian kualitas air bawah tanah dan resiko pencemaran, memprediksi bencana longsor, gempabumi, erupsi gunungapi, karakteristik sumberdaya mineral dan energi, manajemen lahan dan perencanaan tataguna lahan, dan lain sebagainya.
Informasi yang ada pada peta geologi sangat dibutuhkan bagi para pengambil kepurtusan, baik untuk keperluan sektor publik maupun swasta, seperti misalnya dalam penentuan rencana rute suatu jalan, sistem “cut and fill” pada pembutan jalan di medan yang berbukit-bukit. Peta geologi juga dipakai dalam “benefit-cost analysis” untuk memperkecil ketidak pastian dan potensi penambahan biaya.
Dalam pemetaan geologi, seorang ahli geologi harus mengetahui susunan dan komposisi batuan serta struktur geologi, baik yang tersingkap di permukaan bumi maupun yang berada di bawah permukaan melalui pengukuran kedudukan batuan dan unsur struktur geologi dengan menggunakan kompas geologi serta melakukan  penafsiran geologi, baik secara induksi dan deduksi yang disajikan diatas peta dengan menggunakan simbol atau warna.
Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, seperti Sistem Informasi Geografi (SIG) maka aspek pemetaan geologi mengalami perubahan, yaitu dengan tersedianya piranti lunak (software) sebagai alat bantu yang memungkinkan ukuran (geometri) dan karakteristik dari suatu tubuh batuan dan kenampakan geologi lainnya disimpan secara elektronik (dalam format digital), ditelusuri, dianalisa, dan disajikan untuk berbagai keperluan. Dengan memanfaatkan teknologi SIG, memungkinkan para ahli melakukan analisa spasial, misalnya dalam mencari sebaran polusi yang mungkin terjadi disekitar suatu sumur bor didasarkan atas sifat sifat batuannya (porositas dan permeabiliatas), penentuan rute rencana jalan dengan menghindari wilayah wilayah yang rawan longsor dan daerah daerah yang lerengnya tidak stabil. SIG juga menyediakan peta-peta geologi dan fasilitas untuk keperluan analisa geologi bagi para pengguna, baik akhli geologi maupun yang bukan. 
2.           Pemboran inti dan pengungkapan inti pemboran
         Pemboran dapat memberikan informasi data mengenai keadaan bawah tanah melalui garis lubang pemboran. Pemboran dapat dilakukan secara vertikal maupun menudut. Dari sebuah pemboran dibuat sebuah laporan pemboran. Di dalamnya dicatat dengan cermat material-material apa saja yang telah ditemukan, dan selain itu juga kecepatan penetrasi dan perilaku dari alat pemboran. Banyak metode yang dapat digunakan, mulai dari pendesakan besi sonda (sondir) atau pipa pancang ke dalam bawah tanah, penjatuhan sebuah puls atau pahat, penyemprotan tanah hingga lepas dengan sebuah tombak semprot, sampai kepada pemutaran atau teknik perkusi putar. Hampir pada semua metode ini, material akan muncul dalam keadaan sangat terganggu di permukaan bumi. Dengan demikian hanya dapat diterangkan jenis material yang ditemukan di kedalaman tertentu. Akan tetapi lubang-lubang pemboran masih dapat diteliti oleh kamera TV, atau dapat dilakukan dengan cara pengkuruan geofisis terhadap lubang pemboran.
3.           Pengukuran geofisis
Adakalanya kita merasa perlu untuk mengontrol sebuah gambaran tiga dimensi yang telah dibuat berdasarkan pengamatan di permukaan bumi dan melengkapinya dengan keterangan atau data mengenai keadaan bawah tanah. Dengan bantuan berbagai metode geofisis, kita dapat mengumpulkan data/informasi mengenai keadaan bawah tanah. Teknik geofisis memanfaatkan kontras dalam sifat-sifat fisis dari berbagai material geologis.
   Metode seismik didasarkan pada kecepatan rambut dari getaran suara, yang tergantung dari kerapatan material dan massa. Metode ketahanan elektrik melakukan pengukuran terhadap hantaran elektrik berbagai material geologis. Metode magnetik didasarkan pada variasi sifat-sifat magnetis (mineral-mineral yang mengandung besi) dalam batuan, yang menyebabkan adanya variasi dalam medan magnet bumi. Metode elektro magnetik melakukan pengukuran terhadap hantaran sebuah medan elektro magnetik yang terinduksi.
 


Gambar 2.3 Gravimeter
Sumber: Google.com, 2016
Sebuah gravimeter melakukan pengukuran terhadap variasi dalam medan gaya berat, yang tergantung kerapatan dan jarak permukaan bumi dari sebuah batuan tertentu yang kerapatannya berbeda dari keadaan sekitarnya.
4.           Penelitian di laboratorium
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat, mineral-mineral padat yang tidak terikat secara kimia satu dan lain dari bahan-bahan organik yang telah melapuk disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut. Tanah berguna untuk bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan dalam lingkup teknik sipil. Berdasarkan kegunaan tersebut maka lebih baik jika terlebih dahulu mengetahui sifat-sifat dasar dari tanah tersebut sebelum kita menggunakan tanah tersebut sesuai dengan fungsinya, seperti asal usulnya, penyebaran butiran, kemampuan mengalirkan air, sifat pemampatan, kekuatan geser, dan lain-lain.
Keadaan tersebut membuat praktikan harus melakukan pengujian di laboratorium untuk mengetahui sifat-sifat dasar dari tanah tersebut dan pengujian ini digunakan sebagai dasar acuan untuk perencanaan desain dan pengujian ini juga berfungsi untuk mengetahui kondisi dan karakteristik struktur tanah yang akan digunakan sebagai tempat bertumpunya suatu pondasi bangunan. Pengujian lapangan yang telah dilakukan tidak cukup menjadikan praktikan mengetahui secara jelas sifat-sifat yang terdapat pada tanah, oleh karena itu perlu diadakannya pengujian laboratorium yang bertujuan untuk mengetahui sifat mekanis dan fisik tanah.
5.           Percobaan di lapangan
Percobaan di lapangan merupakan penunjang dasar dalam merencanakan bangunan yang baik, aman, kuat, dan ekonomis. Sehingga hal tersebut merupakan suatu bagian proses yang utama dalam perencanaan bangunan.Untuk mencapai hal tersebut perencana harus mengerti bagaimana bangunannya nantiakanterpengaruh oleh keadaan tanah tersebut.
Tanah dapat dipelajari dengan pendekatan geologi, pedologi dan edaphologis. Ilmu yang mempelajari proses pembentukan tanah yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus) disebut geologi. Pendekatan pedologi yaitu tanah yang terbentuk dari faktor-faktor seperti : iklim, organisme, topografi dan waktu, sedangkan pendekatan edaphologis mempelajari kandungan yang berada di dalam tanah untuk menentukan kesuburan tanah kandungan air di dalam tanah dan pendekatan edaphologis lebih ke arah tanaman untuk pertanian.
Penelitian lapangan di sini bukan hanya meliputi tanah yang menjadi pondasi sebuah bangunan melainkan juga mengenal karakteristik lingkungan yang bisa memberikan keterangan lebih lanjut yang berguna bagi perencanaan. Penelitian tanah dibagi menjadi 2 yaitu di laboratorium dan di lapangan.
Tujuan dari uji lapangan ini adalah untuk mengetahui keadaan tanah yang akan dijadikan pembangunan suatu bangunan gedung atau jalan. Pembangunan gedung memiliki tahap pemeriksaan lapangan yaitu tes uji sondir, sand cone test dan hand bor. Pada ketiga tahap tersebut bisa didapat kedalaman tanah keras, karakteristik tanah, kuat tekan tanah, dan dapat diketahui perkerasaan yang sesuai dengan karateristik pada tanah tersebut.
6.           Galian-galian untuk material
Proyek-proyek teknik sipil yang memerlukan penggunaan material dalam jumlah besar memperoleh material ini dari tempat-tempat penggalian (“quarry” untuk batuan, “borrow pit” untuk tanah). Di daerah yang sedang berkembang sering kali tempat-tempat penggalian yang telah ada tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan sehingga perlu dicari lokasi-lokasi baru. Hal seperti ini dapat pula terjadi pada proyek bendungan urugan, di mana tempat penggalian harus terletak dekat dengan tempat pembangunan agar biaya transport dapat ditekan serendah mungkin. Di negara-negara industri sering dilakukan pembatasan penggunaan lahan, sehingga jarak transport ke tempat penggalian bisa atau pasti jauh lebih besar.
Seorang insinyur geologi yang harus mencari beberapa lokasi baru perlu mengetahui kegunaan dan persyaratan yang dikenakan terhadap berbagai material. Pencarian material geologis dimulai dengan sebuah peta geologis. Kerja lapangan geologis diperlukan untuk menentukan sifat berbagai material. Kemudian lokasi-lokasi yang memenuhi persyaratan dipelajari secara seksama dan diperkirakan pula banyaknya material yang tersedia, selain itu perhatiakn pula kualitas serta keseragamannya. Satu hal lain yang juga merupakan hal penting adalah tebal lapisan penutup yang harus dibuang untuk dapat mencapai material yang bersangkutan. Dalam hal ini, permukaan air tanah turut mempengaruhi (ada kalanya pada suatu penggalian perlu dilakukan penurunan permukaan air tanah). Di daerah tropis perlu ditentukan kedalaman dan keberaturan dari zona-zona pelapukan. Di daerah gurun, yang paling penting adalah air, yang diperlukan pada proses produksi. 

              Semua hal itu ditujukan untuk memperoleh suatu penjelasan yang cermat mengenai kondisi tanah bawah. Data yang dikumpulkan mengenai tanah bawah misalnya sifat-sifat seperti berat jenis, porositas, permebilitas elastisitas dan gaya tekan.

2.7         REKASI DARI BAWAH TANAH
              Melalui penggunaan berbagai data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian lapangan, reaksi dari tanah bawah terhadap pekerjaan seorang insinyur dapat dihitung. Setiap proses kerekayasaan akan menyebabkan sebuah perubahan dalam besar dan arah tegangan pada tanah. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan yang besar atau kecil tergantung dari sifat-sifat yang dimiliki massa tanah. Terdapat kemungkinan bahwa perubahan tegangan pada tanah menjurus kepada titik patah.


BAB 3
PENUTUP


3.1                KESIMPULAN
Geologi rekayasa atau Geologi Teknik adalah penerapan ilmu geologi dalam praktik rekayasa untuk tujuan menjamin faktor-faktor geologi yang memengaruhi lokasi, disain, konstruksi, operasi dan perawatan pekerjaan rekayasa telah dikenali dan diperhitungkan dengan matang. Penelitian geologi rekayasa dapat dilakukan pada waktu perencanaan, analisis dampak lingkungan, disain rekayasa sipil, rekayasa optimasi dan tahapan konstruksi proyek umum dan swasta, serta pada tahap setelah konstruksi dan penyelidikan proyek. Penelitian geologi rekayasa dilakukan oleh seorang ahli geologi atau ahli geologi rekayasa terdidik, tenaga profesional yang terlatih dan memiliki kemampuan untuk mengenali dan menganalisis bahaya geologi serta kondisi geologi yang merugikan. Keseluruhan tujuan tersebut adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda dari kerusakan serta solusi untuk masalah-masalah geologi.
Ahli geologi rekayasa menyelidiki dan memberikan pertimbangan, analisis, dan disain dari sudut pandang geologi dan geoteknik. Pekerjaan yang dilakukan oleh ahli geologi rekayasa mencakup; penyelidikan bahaya geologi, geoteknik, sifat-sifat materi, stabilitas longsoran dan lereng, erosi, banjir, kekeringan, dan seismik.
              Para ahli geologi teknik bekerja pada konsultan, kontraktor umum dan kontraktor khusus dalam bidang teknik sipil perushaan pertambangan, dan jawatan-jawatan pemerintah. Pada dasarnya ia bekerja di mana saja di tempat ditemukannya masalah pada batas antara tanah dan bangunan. Idealnya seorang insinyur geologi berperan penting dalam tahap awal dan sebagian besar proyek sipil, yaitu dalam penelitian lapangan. Karena seringkali, tidak disadari perlunya
suatu penelitian pendahuluan, sedangkan sebagian besar masalah pada bagunan-bangunan sipil justru berkaitan dengan geologi atau material-material geologi, maka sering terjadi seorang ahli geologi terlambat didatangkan pada proyek yang bersangkutan.
              Untuk meningkatkan komunikasi yang serasi antara insinyur sipil dan insinyur geologi, seorang ahli geologi teknik harus memiliki pengertian tentang teknik sipil dan mampu memberikan keterangan-keterangan geologis yang dapat diterima oleh insinyur tersebut. Dengan sendirinya penelitian atas sifat-sifat material yang dimiliki batuan dan tanah memainkan peran yang cukup penting. Dalam bidang kejuruan ini, kita sekarang dapat membedakan dua macam spesialis yaitu ahli geologi teknik, yang menangani masalah bersifat teknik sipil dengan dilatarbelakangi ilmu geologi, dan ahli geoteknik, yang lebih condong pada segi rekayasa tentang material yang digunakan.
              Salah satu contoh praktek geologi teknik adalah proyek hidro-elektrik di Pirenia, Prancis. Proyek hidro-elektrik di daerah pegunungan merupakan proyek teknik sipil yang mencangkup banyak hal. Jalan-jalan harus dibuat, terowongan-terowongan harus digali, dan bendungan-bendungan harus dibangun. Sejumlah besar bendungan telah dibangun di Pirenia Prancis untuk memperoleh hidro-elektrik. Di lembah Vicdessos (sebelah utara Andorra), air dari beberapa danau alam dan dari dua buah waduk telah disalurkan untuk memperoleh tenaga listrik dan sebuah lembaga lainnya dipersiapkan untuk bendungan (lembah Soulcem).
Sebuah studi yang lengkap mengenai topografi dan hidrologi telah mendahului pelaksanaan proyek tersebut. Penelitian lapangan secara geologi teknik pertama-tama telah ditujukan pada lokasi bendungan. Bagian tersempit dari lembah diteliti secara seksama. Ternyata, dikarenakan sejumlah patahan dan diaklas, dinding “kiri” lembah tersebut tampak agak lemah, di tempat ini pada tahun 1948 pernah terjadi runtuhan bukit (rock fall). Runtuhan bukit ini cukup penting dalam penentuan poros bendungan (posisi) dan dalam penetuan tipe dam. Karena runtuhan tersebut diputuskan untuk memilih bendungan tipe “urugan tanah dan batuan”.
            Selain analisa terhadap dinding-dinding lembah, dipelajari juga pondasi untuk bendungan. Satu yang penting dalam hal ini adalah geometri bawah tanah, di manakah kiranya ditemukan kandungan aluvial, atau di manakah letak batuan padat. Selain itu, penelitian geologis telah berhasil menentukan tempat dan jumlah material yang baik yang harus digunakan untuk pembangunan bendungan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar