Selasa, 11 Juli 2017

Multi-Stage (Dynamic) Programming

Program Dinamis (dynamic programming): metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan solusi menjadi sekumpulan langkah (step) atau tahapan (stage) sedemikian sehingga solusi dari persoalan dapat dipandang dari serangkaian keputusan  yang saling berkaitan. Biasanya masalah RO diselesaikan secara tunggal dan sekaligus ( sekali pukul)

DP intinya memecah (mendekomposisi) problem menjadi subproblem yang lebih kecil dan

kemudian menggabungkan (mengkomposisi) kembali subproblem2 tsb untuk mendapatkan jawaban yang diinginkan


Ciri-ciri Dynamic Programming

-Keputusan suatu masalah ditandai optimisasi pada tahap berikutnya.
-Masalah yang akan diselesaikan harus dipisah menjadi n subproblem.
-DP berhubungan dengan problem2 dimana pilihan dibuat pada masing2 stage (tahap2).
-Seluruh kemungkinan dicerminkan oleh state (keadaan2)
-Setiap keputusan pada tahap-tahap mempunyai fungsi return yang akan mengevaluasi pilihan yang dibuat thd tujuan keseluruhannya (max/min).
-Tahap proses keputusan dihubungkan dengan tahap yang berdekatan melalui fungsi transisi.Ada hubungan rekursif yang menghubungkan optimasi thp n dg thp (n-1) atau menghubung- kan optimasi thp n dengan thp (n+1).



 Pada umumnya permasalahan riset operasi diselesaikan dengan serangan tunggal arinya seluruh atau semua persoalan diselesaikan dengan sekali pukul. Namun sering terdapat masalah yang hanya dapat diselesaikan dengan memecahkan menjadi bagian-bagian kecil yang kemudian menggabungkannya kembali untuk mendapatkan jawaban yang diinginkan.

Multi stage programming lebih dikenal dengan nama dynamic programming, karena kegunaannya melibatkan pengambilan keputusan yang melewati waktu. Namun, pada situasi lain dimana waktu bukan sebagai faktor. Dynamic programming dikenalkan oleh Ricard Bellman. Dynamic programming lebih luwes disbanding kebanyakan model dan metode matematik dalam riset operasi. Dynamic programming digunakan untuk menyelesaikan masalah seperti: alokasi, muatan, (knapsack), capital budgeting, pengawasan persediaan dll.

Penerapan dynamic programming

Masalah dynamic programming tak ada formulasi matemati yang baku. Pada umunya, persamaan rekrusif melibatkan dua jenis perhitungan, sesuai dengan sistemnya kontinu atau diskrit. Dalam kasus pertama keputusan optimum pada setiap saat diperoleh dengan menggunakan metode optimasi klasik biasa. Dalam kasus kedua, digunakan perhitungan tabel. Banyaknya baris dalam setiap tabel sama dengan banyaknya state an banyaknya kolom sama dengan banyaknya alternative (keputusan yang mungkin).



   1. Masalah Muatan (Cargo – Leading)


·        Pengertian

1)      Penentuan banyaknya barangyang disediakan untuk tempat (pembeli dsb) 2) Penentuan banyaknya uang (biaya) yang disediakan untuk suatu keperluan contoh: pemerintah memberi dana keseuatu desa untuk membangun fasilitas desa

·         Contoh

Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik (BOP)

Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Clean Cost Concepts adalah cara mengalokasikan BOP, dimana BOP bagian Jasa secara langsung dialokasikan ke bagian produksi sesuai proporsi pemakaian jasanya.

1.    Metode alokasi langsung (direct alocation method)

        Dalam metode ini, BOP departemen jasa dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen jasa hanya dinikmati/dimanfaatkan oleh departemen produksi, dan tidak ada departemen jasa lain yang memakai jasa tersebut (Departemen Jasa tidak memakai jasanya).

Contoh kasus: Metode Alokasi langsung

CV HAM mengolah produknya melalui dua departemen produksi yakni departemen proses 1 dan proses 2, dan ditunjang oleh dua departemen jasa yaitu departemen jasa listrik (X) dan departemen jasa pemeliharaan mesin (Y). Seluruh tenaga listrik dan pemeliharaan mesin sepenuhnya digunakan oleh departemen produksi dengan proporsi:







Perkiraan besarnya BOP untuk masing-masing departemen adalah






Tentukan BOP Dianggarkan setelah alokasi dengan menggunakan metode alokasi langsung!

Jawab

Menghitung BOP dianggarkan

Alokasi BOP dari masing-masing departemen adalah:

1.    Jasa X

BOP departemen jasa X sebanyak Rp 30.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing

Departemen Proses 1 = 30% x Rp 30.000.000 = Rp   9.000.000,-

Departemen Proses 2 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,-

Departemen Proses 3 = 35% x Rp 30.000.000 = Rp 10.500.000,-

                                        Total            = Rp 30.000.000,-

2.    Jasa Y

BOP departemen jasa Y sebanyak Rp 60.000.000 seluruhnya dialokasikan ke masing-masing departemen produksi dengan proporsi masing-masing:

Departemen 1 = 25% x Rp 60.000.000 = Rp 15.000.000,-

Departemen 2 = 40% x Rp 60.000.000 = Rp 24.000.000,-

Departemen 3 = 35% x Rp 60.000.000 = Rp 21.000.000,-

                  Total            = Rp 60.000.000,-


2. Masalah Muatan (Cargo – Leading)

·        Pengertian Dan Contoh

Muatan kapal (cargo) merupakan objek dari pengangkutan dalam sistem transportasi laut, dengan mengangkut muatan sebuah perusahaan pelayaran niaga dapat memperoleh pendapatan dalam bentuk uang tambang (freight) yang sangat menentukan dalam kelangsungan hidup perusahaan dan membiayai kegiatan dipelabuhan.

Pengertian Muatan Kapal menurut Sudjatmiko (1995:64) adalah :

” Muatan kapal adalah; segala macam barang dan barang dagangan (goods and merchandise) yang diserahkan kepada pengangkut untuk diangkut dengan kapal, guna diserahkan kepada orang/barang dipelabuhan atau pelabuhan tujuan”.


Pengertian Muatan Kapal menurut PT Pelindo II (1998:9) adalah :                    

”Muatan kapal dapat disebut, sebagai seluruh jenis barang yang dapat dimuat ke kapal dan diangkut ke tempat lain baik berupa bahan baku atau hasil produksi dari suatu proses pengolahan”.

Menurut Arwinas (2001:9) muatan kapal  laut dikelompokkan atau dibedakan menurut beberapa pengelompokan sesuai dengan jenis pengapalan, jenis kemasan, dan sifat muatan

Pengelompokan muatan berdasarkan jenis pengapalan adalah :


Muatan Sejenis (Homogenous Cargo)

      Adalah semua muatan yang dikapalkan secara bersamaan dalam suatu kompartemen atau palka dan tidak dicampur dengan muatan lain tanpa adanya penyekat muatan dan dimuat secara curah maupun dengan kemasan tertentu.

Muatan campuran (Heterogenous Cargo)

      Muatan ini terdiri dari berbagai jenis dan sebagian besar menggunakan kemasan atau dalam bentuk satuan unit (bag, pallet, drum) disebut juga dengan muatan general cargo.


Pengelompokan muatan berdasarkan jenis kemasannya


Muatan unitized

      Yaitu muatan dalam unit-unit dan terdiri dari beberapa jenis muatan dan digabung dengan menggunakan pallet, bag, karton, karung atau pembungkus lainnya sehingga dapat disusun dengan menggunakan pengikat.

Muatan curah (bulk cargo)

      Muatan curah (bulk cargo) adalah muatan yang diangkut melalui laut dalam jumlah besar.


Pengertian Muatan Curah menurut Sudjatmiko (67) adalah :

“Muatan Curah (bulk cargo) adalah muatan yang terdiri dari suatu muatan yang tidak dikemas yang dikapalkan sekaligus dalam jumlah besar”.


Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa muatan Bulk cargo ini tidak menggunakan pembungkus dan dimuat kedalam ruangan palka kapal tanpa menggunakan kemasan dan pada umumnya dimuat dalam jumlah banyak dan homogen. Muatan curah dibagi menjadi:

Muatan Curah Kering

  Merupakan muatan curah padat dalam bentuk biji-bijian, serbuk, bubuk, butiran dan sebagainya yang dalam pembuatan/pembongkaran dilakukan dengan mencurahkan muatan ke dalam palka dengan menggunakan alat-alat khusus. Contoh muatan curah kering antara lain biji gandum, kedelai, jagung, pasir, semen, klinker, soda dan sebagainya.

Muatan Curah Cair (liquid bulk cargo)

      Yaitu muatan curah yang berbentuk cairan yang diangkut dengan menggunakan kapal-kapal khusus yang disebut kapal tanker. Contoh muatan curah cair ini adalah bahan bakar, crude palm oil (CPO), produk kimia cair dan sebagainya.

Muatan curah gas

      Yaitu muatan curah dalam bentuk gas yang dimampatkan, contohnya gas alam (LPG).



Muatan Peti Kemas

      Yaitu muatan berupa wadah yang dari baja, besi, aluminium yang digunakan untuk menyimpan atau menghimpun barang.

Pengelompokan muatan berdasarkan sifat muatan :


Muatan Sensitif.

Muatan Menggangu.

Muatan Berbahaya.

Muatan Berharga.

Muatan Rahasia.

Muatan Dingin.

Muatan Hewan/ Ternak.

            Suatu pelayanan angkutan muatan dapat dikatakan baik, jika :

a.  Barang  yang diangkut tiba tepat pada waktunya,

b. Muatan yang diangkut  tidak rusak atau hilang,

c.  Tarif uang tambang (freight)  sesuai dengan pasar sehingga harga jual barang masih menghasilkan keuntungan.

d. Terjalin hubungan yang baik dengan para pengangkut,

e.  Klaim kerusakan atau kehilangan cepat dibayar.

            Agar kapal-kapal dapat beroperasi seefisien mungkin, dalam merencanakan pengangkutan muatan, perusahaan pelayaran harus terlebih dahulu melihat :

a.  Jenis muatan yang  akan diangkut,

b. Jumlah pelabuhan yang akan disinggahi dan fasiitas untuk menerima atau membongkar muatan.

c.  Jenis kapal, bentuk ruang muatan, serta rintangan yang mungkin akan ditemui.

d. Opsi  muatan yang mungkin didapat.

e.  Jadwal pelayaran kapal-kapalnya agar tidak berlayar bersamaan.

            Untuk mencapai hasil tersebut, perusahaan pelayaran harus memperhatikan kendala dalam hal :

a.  kerusakan kapal

b. keselamatan ABK dan orang lain

c.  kerusakan muatan.

d. Penggunaan ruang muat kapal secara maksimum

e.  Sistematika dan kecepatan bongkar muat


DAFTAR ISTILAH / PENGERTIAN DALAM MUATAN

    Optional cargo = muatan yang memiliki lebih dari satu pelabuhan bongkar dan menunggu keputusan shipper, misalnya : tanjung perak / singapore / Tokyo
    Delicate cargo = muatan yang peka terhadap bau – bauan.
    Filler cargo = muatan yang dipakai untuk mengisi ruangan yang tidak bisa dipakai ( mengisi broken stowage ).
    Heavy lift cargo = muatan berat, yaitu muatan yang beratnya melebihi kemampuan daya angkat boom / derrick kapal.
    Odorus cargo = muatan yang mengeluarkan baud an dapat merusak muatan lain karena baunya.
    Longlength cargo = muatan yang panjangnya, melebihi panjang mulut palka (hatch coaming).
    Refrigerated cargo = muatan dingin, muatan yang memerlukan ruangan khusus pendingin.
    Transshipment cargo = muatan yang dipindahkan ke kapal lain.
    Dangerous cargo = muatan berbahaya, muatan yang sifatnya membahayakan kapal, isi dan para ABK.
    Ad valorem cargo = muatan yang berharga / bernilai tinggi.
    Back freight = pembayaran kembali kepada kapal, karena kapal membawa kembali muatan ke pelabuhan asalnya.
    Dead freight = uang yang harus dibayarkan kepada kapal karena satu pihak tidak menepati janji untuk memuai kapal dengan muatan penuh.
    Surchange = uang tambahan dari freight rate oleh karena ukuran / berat muatan melebihi ukuran yang ditentukan.
    Constructive total loss = kapal satu muatan yang s=rusak, dimana biaya untuk menyelamatkan atau memperbaiki akan melebihi nilai harga muatan / kapal tersebut.
    Deadweight factor=  perbendingan antara is ruang muatan dan daya angkut muatan kapal tersebut.
    Demmurage = uang yang harus dibayarkan oleh pencharter karena muat bongkar melebihi laydays  yang tercantum didalam charter party.
    General average = perbandingan pengorbanan dari semua pihak yang berkepentingan sesuai dengan nilai dari barang yang dimilikinya, pada waktu sejumlah barang muatan dikorbankan untuk menyelamatkan kapal dan muatan lainnya dari suatu bahaya.
    Indispute = suatu keadaan dimana terjadi perbedaan jumlah muatan antara keadaan sebenarnya dan data didalam dokumen.
    Revenue ton = suatu ukuran untuk menentukan freight ( uang tambang ), pertimbangan antara berat dan volume barang.
    Measurement ton = suatu ukuran muatan yang perhitungan 1 measurement ton sama dengan 40 oft.
    Marko = selisih antara berat muatan yang dimuat dan dibongkar.
    Flenzen = muatan yang datangnya terlambat pada saat akan berangkat, sehingga belum ditempatkan di palka dengan baik ( temporary stowage ).
    Over carriage cargo = keadaan dimana suatu muatan terbawa melewati pelabuhan bongkarnya, karena kelalaian dalam membongkar.
    Over stowage cargo = keadaan dimana suatu muatan akan dibongkar berada di bagian bawah dari muatan pelabuhan berikutnya.
    Long hatch = keterlambatan muat bongkar, karena terlambat di salah satu palka.
    Shortlanded cargo = jumlah muatan yang dibongkar kurang dari yang sebenarnya disebut ‘ shortlanded indispute’, lawannya overlanded.
    Claim = tuntutan ganti rugi yang diajukan oleh penerima barang, karena barangnya rusak, kurang.
    Tracer = pengusutan terhadap muatan – muatan yang rusak atau hilang / kurang, dengan cara menghubungi kapal dan pelabuhan – pelabuhan lain yang disinggahi.
    Cargo outturn report = laporan hasil kegiatan muat bongkar barang di pelabuhan.
    Full and down = suatu keadaan dimana kapal dimuati hingga seluruh ruang muat penuh dan mencapai sarat maximum yang diijinkan.
    Stowage factor = adalah jumlah ruangan dalam cuft atau cbm yang digunakan untuk memadat muatan seberat 1 ton.
    Capacity plan = adalah bagian kapal yang berisi data – data tentang kapasitas ruang muat, daya angkut, ukuran palka dan tangki, deadweight seale, free board, letak titik berat palka / tangki dll.
    Deck load capacity = adalah kemampuan sebuah geladak untuk menahan beban muatan diatasnya, dinyatakan dalam ton / m2 atau lbs / ft2.
    Container stack load = kemampuan geladak ( 4 sepatu container ) untuk menahan berat container yang ditempatkan diatasnya.
    CY ( container yard ) = lapangan penumpukan container dimana container disusun rapi memakai top leader atau side loader secara berbaris.
    CFS ( container freight station ) = tempat dimana muatan dimuat ke dalam container ( stuffing ) atau muatan dikeluarkan dari container ( stripping ).
    TEU ( twenty feet equivalent unit ) = unit padanan petikemas   ukuran 20 kaki, missal cont 20’ = 1 teu dan 1 cont 40’ = 2 teu’s.
    Lash = lighter aboard ship, adalah jenis kapal yang mampu mengangkut muatan berupa lighters ( tongkang = barges ).
    OBO = oil bulk ore, kapal pengangkut minyak sekaligus biji besi.
    VLCC ( very large crude carrier ) = kapal tanker pengangkut minyak mentah ukuran besar.
    Vlcc ( ultra large crude carrier ) = kapal tanker pengangkut minyak mentah ukuran sangat besar.
    Roro ( roll on roll of ) = jenis kapal yang dilengkapi dengan ramp ( jembatan = jalan ) untuk kendaraan msauk / keluar kapal langsung ke dermaga.
    SWL ( safety working load ) = keamanan muat dari peralatan muat bongkar dikapal sesuai certificate yang dimilikinya.
    FCL ( less than container load ) = container yang berisi muatan untuk satu tujuan (consignee)
    LCL ( less than container load ) = container yang berisi muatan lebih dari satu tujuan.
    Gang hour = kemampuan buruh dalam muat bongkar setiap jamnya.
    Ullage = jarak tegak dari permukaan cairan didalam tangki hingga tank top ( lawannya innage = sounding ).
    Thievage = prosentase air didalam muatan cair dalam tangki ( misalnya latex, palm oil ).
    Cargo stowage plan = suatu bagan kapal dimana muatan ditempatkan, dilengkapi data tujuan / jumlah / berat muatan serta pelabuhan muatnya masing – masing.
    Container bay plan = suatu bagan penempatan container didalam palka dan diatas geladak, dengan urutan bay ganjil / genap dihitung dari depan, row ganjil / genap dihitung dari  tengah dan dilihat dari belakang, tier in holddan on deck


Tidak ada komentar:

Posting Komentar