Indonesia masuk dalam wilayah “Ring Of Fire” yang artinya Indonesia akan mengalami banyak gempa
bumi secara tektonik maupun secara vulkanik. Pertemuan sejumlah lempeng
tektonik di Indonesia meningkatkan kemungkinan terjadinya aktifitas gempa bumi.
Contohnya pertemuan lempeng Asia dan Australia yang membentang dari Sumatra,
Jawa, Bali, Nusa Tenggara hingga pulau Timor. Serta lempeng Asia Pacific yang
membentang dari Sulawesi, Maluku hingga Papua. Gempa – gempa yang terjadi
tersebut pada akhirnya menjadi salah satu penyebab rusaknya konstruksi bangunan
diberbagai wilayah di Indonesia, tidak hanya menimbulkan kerusakan konstruksi, gempa
yang terjadi juga menimbulkan korban jiwa, entah korban tertimpa bangunan
ataupun korban tsunami yang beberapa kali terjadi setelah gempa terjadi.
Maka dari itu Indonesia membutuhkan teknologi yang
mampu meminimalisir dampak dari gempa – gempa yang terjadi. Salah satu
teknologi peredam gempa adalah “Base Isolation”.
Konsep bangunan dengan “Base Isolation”
sendiri sebenarnya sangat sederhana yaitu mengurangi berbagai macam getaran
yang memiliki pengaruh langsung terhadap Gedung. Konsep ini pun telah banyak
digunakan lebih dulu oleh negara – negara yang memiliki resiko gempa yang
tinggi seperti Jepang, Amerika, China. Meskipun “Base Isolation” ini bisa dibilang sebagai system yang sederhana, namun
system ini paling banyak diterapkan pada Gedung Gedung di dunia dikarenakan system
ini berkerja secara pasif dalam mengontrol gaya yang terjadi pada struktur
bangunan, sehingga tidak memerlukan sumber energi untuk menjalankan system tersebut. Kelebihan
base isolation :
-
Base isolation merupakan sebuah aplikasi
pendekatan kendali pasif yang sangat baik digunakan.
-
Sebuah bangunan dipasangkan dengan sebuah
bahan dengan kekakuan lateral yang rendah (misal: karet) untuk mendapatkan
dukungan yang fleksibel.
-
Saat gempa terjadi, dukungan yang
fleksibel tersebut mampu untuk menyaring frekuensi-frekuensi yang tinggi dari gerakan
gempa dan mampu menanggulangi bangunan tersebut agar tidak rusak atau runtuh.
-
Base isolation dengan demikian
merupakan sebuah piranti yang efektif untuk memberikan proteksi bagi struktur
bangunan rendah dan menengah sebab tipe bangunan tersebut dikarakteristikkan
memiliki frekuensi-frekuensi yang tinggi.
Sedangkan kekurangan dari
base isolation adalah diperlukan harga yang tidak sedikit dalam proses
pengadaan barang tersebut
Pengalamaan
penggunaannya di Indonesia
Sejauh ini
beberapa gedung di Indonesia sudah di terapkan dengan penggunaan prinsip base
Isolation. Namun tidak banyak, hanya beberapa gedung tertentu saja menggunakan
peredam gempa seperti ini, karena biayanya jauh sangat mahal jika di bandingkan
dengan metode konvensional.Teknologi isolasi dasar atau base isolation
merupakan teknologi yang sudah lama keluar dan sering kita jumpai dalam
konstruksi jembatan pada umumnya. Namun tidak sedikit orang yang masih
mepertanyakan alasan gedung butuh isolasi dasar untuk peredam gempa? Jawabannya
cukup sederhana,Model gedung konvensional memiliki getaran yang cukup besar
sehingga akan menyerang pada bagian join/Hubungan balok kolom struktur
tersebut. Sedangkan pada model sisi sebelah kanan, getaran yang terjadi cukup
kecil karena sebelum getaran yang dihasilkan oleh tanah/gempa sudah diserap
terlebih dahulu oleh base isolation/isolasi dasar. Hal tersebut dapat dilihat
ketika getaran terjadi, isolasi dasar bergerak terlebih dahulu yang kemudian
diikuti oleh struktur model gedung tersebut.Desain isolasi seismik pada bangunan merupakan salah satu penanggulangan
yang paling efektif dan praktis terhadap gempa bumi karena mengurangi kecepatan
respon selama gempa terjadi. Ketika terjadi gempa, bangunan yang
menggunakan isolasi seismik tidak ikut berguncang karena terisolasi dari
permukaan tanah yang berguncang. Dengan kondisi Jepang yang sering diguncang
gempa maka upaya mengurangi kerusakan dengan isolasi seismik pada bangunan
menjadi pilihan masyarakat negara maju saat ini. Kegunaan dari isolasi seismik pada
bangunan itu sendiri antara lain:
1. Penggunaan
isolator seismik memperbesar perioda alami struktur sehingga gaya
gempa yang bekerja pada bangunan akan menjadi lebih kecil dan akan meningkatkan
kenyamanan orang yang berada di dalamnya.
2. Interstory drift bangunan yang menggunakan isolasi seismik lebih kecil daripada bangunan
konvensional yaitu mendekati nol sehingga bangunan lebih stabil.
3. Pada lantai
dasar bangunan yang menggunakan isolator seismik memiliki
perpindahan (displacement) yang lebih besar dari bangunan konvensional.
Hal ini terjadi karena isolator yang terletak didasar bangunan isolasi seismik
sangat fleksibel dalam arah horizontal yang memungkinkan terjadinya perpindahan
pada dasar gedung.
4. Penggunaan
isolator seismik pada bangunan dapat mereduksi gaya geser dasar(base
shear). Base shear dipengaruhi oleh kekakuan efektif dan
perpindahan dari isolator tersebut.
Website Gunadarma
Website Fakultas FTSP
sumber
Website Gunadarma
Website Fakultas FTSP
sumber