TUGAS
ILMU SOSIAL DASAR
PRASANGKA
DISKRIMINASI DAN ETNOSENTRISME
DISUSUN :
NAMA : M. OKTAVIANTO
NAMA : M. OKTAVIANTO
NPM : 13415716
KELA : 1TA07
FAKULTAS TEKNIK
SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “PRASANGKA DISKRIMINASI DAN
ETNOSENTRISME”.
Dalam penyusunan makalah ini, saya tidak lupa mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga
saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Saya
berterima kasih kepada Bapak Emilianshah Banowo yang telah memberikan tugas
makalah ini sebagai bahan pembelajaran saya mengenai prasangka,diskriminasi dan
etnosentris Dalam
penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan kekurangannya sehingga saya
mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki untuk penulisan makalah
selanjutnya.Terima kasih
Jakarta, November 2015
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Prasangka bisa
dikatakan sebagai sikap yang negatif terhadap segala sesuatu baik hal yang
kecil atau besar. Pada umumnya prasangka dikaitkan dengan hal-hal yang negatif,
meskipun tidak semuanya selalu negatif. Namun ada juga prasangka dalam bentuk
positif. Tapi memang lebih banyak prasangka negatif dibandingkan dengan
prasangka positif. Intelekgensia and kepribadian biasanya sangat berpengaruh
terhadap seseorang dalam berprasangka. Maka bisa dikatakan orang yang mempunyai
intelekgensi yang tinggi maka seseorang akan sulit untuk berprasangka karna
mereka mempunyai pemikiran yang kritis. Tapi ada juga orang cendekiawan ataupun
orang yang negarawan bisa berprasangka. Maka dari itu untuk mendapatkan status
sosial baik itu individu mauapun kelompok pasti aturan yamnga da dilingkungan atau
masyarakatnya sedang goyah. Karna hal ini dapat menimbulkan dan juga sebagai
pemicu dari prasangka dan diskriminasi. Dan dari prasangka dan diskriminasi itu
Nampak jelas. Jika prasangka berawal dari sebuah sikap sedangkan diskriminasi
berawal dari suatu tindakan. Maka kaitan dari prasangka dan diskriminasi sangat
dekat.
Dari hubungan diskriminasi dan prasangka itu tidak bisa dipisahkan. Sikap
prasangka itu sebenarnya tidak adil karna prasangka itu muncul dari apa yang
kita lihat dan kita dengar. Apalagi Cuma dengan pemikiran yang pendek yang lalu
disimpulkan dalam kelompok sosialnya. Maka dari itu prasangka dan diskriminasi
akan memberikan dampak buruk terhadap kelompok-kelompok tertentu apa bila
muncul rasa prasangka dan diskriminasi terhadap kelompok lain, suatu etnis,
atau bangsa lain yang pada akhirnya membuiat menjadi masalah dan konflik yang
semakin luas.
1.2.
Tujuan
-Memberikan wawasan yang lebih luas
tentang prasangka,diskriminasi
dan etnosentris untuk penulis
dan pembaca
- Dapat menjadikan makalah ini
sebagai media untuk bercemin diri akan perbedaan
1.3.
Rumusan Masalah
-
Apakah pengertian
prasangka,diskriminasi dan etnosentris?
-
Bagimana cara mencegahi prasangka,diskriminasi dan etnosentris di Indonesia?
-
Manfaat apa yang dapat diambil dari toleransi prasangka,diskriminasi dan
etnosentris?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengerttian
Prasangka Diskriminasi dan Etnosentris
Prasangka
Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu
dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu.
Baha arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa
timbabang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain bahasa arab
“khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
Diskriminasi
Diskriminasi merujuk
kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana
layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu
tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai
dalam masyarakat manusia,Ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk
membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara
tidak adil karena
karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama
dan kepercayaan, aliranpolitik, kondisi fisik atau karateristik lain yang
diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.
Diskriminasi dibagi menjadi 2 yaitu:
1.
Diskriminasi langsung, terjadi
saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik
tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat
adanya peluang yang sama.
2.
Diskriminasi tidak langsung,
terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat
diterapkan di lapangan
Perbedaan Prasangka dengan Diskriminasi
Prasangka menunjukkan
pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966)
sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif
terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia
bertindak atau beringkah laku.
Sikap negatif disebut
juga prasangka, walaupun sikap prasangka juga bisa bersifat positif dalam
kondisi tertentu. Dalam pengertian ini, sikap prasangka lebih cendrung ke arah
negatif karena pengaruh dari faktor lingkungan, sikap dan ego yang tinggi,
serta mudah terprovokasi dengan orang lain tanpa ada bukti yang jelas, dan
hanya bisa berprasangka dengan orang lain.
Seseorang yang mempunyai
prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang
diprasangkainya, akan tetapi seseorang bertindak diskriminatif tanpa berlatar
belakang pada suatu prasangka. Sikap berprasangka jelas tidak adil, karena
sikap yang diambil hanya berdasarkan pada pengalaman atau apa yang
didengar. Apabila muncul sikap berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok
sosial lain, maka akan terjaadi pertenangan sosial yang lebih luas yang
akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar dan kerugian yang cukup besar
dalam berbagai aspek.
Etnosentrisme
Etnosentrisme yaitu
suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya
sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai
tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.
Etnosentrisme merupakan
kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain
dengan tolok ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku
berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.
Setiap suku bangsa atau
ras tertentu memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda dan sekaligus menjadi
kebanggaan mereka. Suku bangsa ras tersebut cendrung menganggap
kebudayaan mereka sebagai salah satu prima, riil, logis, sesuai dengan
kodrat alam dan sebagainya. Segala yang berbeda dengan kebudayaan yang mereka
miliki, dipandang sebagai, dipandang sebagai suatu yang kurang baik,
kurang estetis, dan bertentang dengan kodratnya.
2.2Penyebab munculnya Prasangka
Diskriminasi dan Etnosentris
Perbedaan Kepentingan
Perbedaan kepentingan antara individu atau
kelompok. Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar
belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang
bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang
berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk
tujuan yang berbeda-beda.
Perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan
kelompok lainnya akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat
perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial,
dan budaya.
Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara
kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan
pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para
buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan
pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta
volume usaha mereka.
2.3 Cara mencegah prasangka,
diskriminasi, dan etnosentris
sikap
prasangka, diskriminasi dan etnosentris yang sangat berlebihan sangat lah tidah
baik, karena dapat menyebabkan timbulnya rasa kecanggungan dan konflik antar
masyarakat.Berikut beberapa sikap dan tindakan yang dapat kita ambil untuk
mencegah terjdainya prasangka, diskriminasi dan etnosentris.
Berfikir positif,
dengan berfikir positif kita dapat mengurangi prasangka buruk terhadap sesorang
dan dapat menjadikan kita lebih percaya terhadap orang lain.
Mencari informasi yang jelas, Kurangnya kepahaman akan sesuatu yang menyebabkan kita
mudah berprasangka buruk terhadap orang lain. Lebih baik jika kita mencari
informasi yang lebih detail sebelum mempercayai seseorang ataupun berprasangka
buruk terhadap orang tersebut.
Melihat keragaman budya, bahasa dan lainnya sebagai suatu keindahan atau pun sebagai suatu
keberagaman dalam bentuk nyata dalam kehidupan kita. Sehingga kita dapat
menerima sesama dan memberikan hak yang sama terhadap siapapun.
Belajar mengelai budaya lain dan hilangkan sikap mendiskriminasi. Sehingga kita dapat memiliki
pengetahuan yang lebih luas dan memiliki pertemanan yang lebih luas.
Perbanyak pergaulan,
perbanyak lah teman sepergaulan tanpa membedakan mereka dari suku, agama,
negara, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Prasangka, diskriminasi, dan etnosentris merupakan pola fikir yang ada pada semua individu. Banyaknya konflik yang terjadi akibat dari 3 pola pikir tersebut, diIndonesia sendiri sudah banyak konflik-konflik besar yang terjadi akibat hal-hal tersebut. Sebagai contoh adalah tragedi 1998 dimana semua etnis tionghoa diburu dan dihakmi oleh masa. Pada tragedi tersebut banyak sekali pelanggaran yang terjadi, banyaknya diskriminasi dan etnosentris yang terjadi pada konflik tersebut.
Perlunya sikap yang benar dan tidak mudahnya berprasangka buruk terhadap orang lain sejatinya diperlukan untuk mencegah suatu kesalah pahaman terjadi. Indonesia sebagai negara demokrasi sejatinya sudah harus terlepas dari prasangka, diskriminasi dan etnosentris pada setiap masyarakatnya. Karena sejatinya dinegara ini tidak memandang dan membeda-bedakan sesorang dari ras, agama, suku, dan lainnya, setiap orang memiliki hak yang sama di dalam negara ini.
3.2. Saran
Sebagai generasi muda harus bijak dalam menyikapi sikap prasangka, diskriminasi, dan etnosentrisme ini. Dengan memperbanyak pemikiran positif dan memperbanyak berbuat dari pada berbicara untuk mengkritik orang lain. Pergaulan yang baik dan luas juga di perlukan untuk mengubah sudut pandang para pemuda.
Daftar
pusaka